Siapa diri Anda menentukan cara Anda memandang segala sesuatu.
Anda tidak bisa memisahkan identitas Anda dari perspektif Anda.
Eksistensi dan pengalaman Anda mewarnai cara Anda memandang segala hal. Itulah lensa Anda.
Ini maksud saya :
Seorang musafir mendekati sebuah kota besar dan bertanya pada orang tua yang duduk di pinggir jalan, seperti apa orang-orang yang tinggal di kota ini?
Orang tua : Seperti apa orang-orang yang tinggal di kota yang baru Anda kunjungi?
Musafir : Mengerikan. Jahat, tidak dapat dipercaya, sangat menyebalkan.
Orang tua : Oh.....Anda akan menjumpai orang yang serupa
Baru saja musafir tadi pergi, musafir lain berhenti untuk bertanya tentang penduduk di kota di depannya.
Lagi-lagi, si orang tua bertanya tentang kota yang baru saja ditinggalkan.
Musafir 2 : Mereka orang baik. Jujur, rajin, dan pemaaf.
Orang tua : Orang-orang seperti itu yang akan Anda jumpai di sini.
Cara orang memandang sesamanya adalah cermin diri mereka.
Jika saya seorang yang bisa dipercaya, saya memandang orang lain sebagai orang yang dapat dipercaya.
Jika saya suka mengkritik, saya juga memandang orang lain sebagai tukang kecam.
Jika saya punya kepedulian, saya melihat orang lain sebagai orang yang penuh belas kasih.
Jika Anda mengubah diri dan menjadi orang sebagaimana yang Anda kehendaki, maka Anda akan mulai melihat orang lain dari sudut pandang baru.
Ini mengubah cara Anda berinteraksi dalam segenap hubungan.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Anda tidak bisa memisahkan identitas Anda dari perspektif Anda.
Eksistensi dan pengalaman Anda mewarnai cara Anda memandang segala hal. Itulah lensa Anda.
Ini maksud saya :
Seorang musafir mendekati sebuah kota besar dan bertanya pada orang tua yang duduk di pinggir jalan, seperti apa orang-orang yang tinggal di kota ini?
Orang tua : Seperti apa orang-orang yang tinggal di kota yang baru Anda kunjungi?
Musafir : Mengerikan. Jahat, tidak dapat dipercaya, sangat menyebalkan.
Orang tua : Oh.....Anda akan menjumpai orang yang serupa
Baru saja musafir tadi pergi, musafir lain berhenti untuk bertanya tentang penduduk di kota di depannya.
Lagi-lagi, si orang tua bertanya tentang kota yang baru saja ditinggalkan.
Musafir 2 : Mereka orang baik. Jujur, rajin, dan pemaaf.
Orang tua : Orang-orang seperti itu yang akan Anda jumpai di sini.
Cara orang memandang sesamanya adalah cermin diri mereka.
Jika saya seorang yang bisa dipercaya, saya memandang orang lain sebagai orang yang dapat dipercaya.
Jika saya suka mengkritik, saya juga memandang orang lain sebagai tukang kecam.
Jika saya punya kepedulian, saya melihat orang lain sebagai orang yang penuh belas kasih.
Jika Anda mengubah diri dan menjadi orang sebagaimana yang Anda kehendaki, maka Anda akan mulai melihat orang lain dari sudut pandang baru.
Ini mengubah cara Anda berinteraksi dalam segenap hubungan.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar