Walaupun dia harus menempuh perjalanan yang cukup jauh untuk pulang, namun dia harus membawa peti jenazah ayahnya untuk kembali ke kampung halamannya di Chi Sui.
Sesampainya di sungai
Cui Tang, bertepatan dengan musim gugur yang merupakan saatnya turun hujan
deras. Melihat air sungai yang mengalir sedemikian derasnya, maka orang yang
mendayung perahu itu berkata, “Sepertinya kita tidak bisa menyeberangi
sungai yang airnya mengalir sedemikian derasnya, di tambah lagi hujan yang
turun dengan begitu derasnya."
Di saat itu hati Tang Tze
Sing sedemikian sedihnya, karena menghadapi kesulitan untuk memutuskan, apakah akan maju atau mundur. Sambil menengadah ke Langit, dia menangis meraung -
raung dan memohon pada Langit untuk berwelas asih, supaya dia dapat menyeberangi
sungai.
Baru saja dia menangis, air sungai telah menyusut sebanyak lebih
dari 20 meter. Orang yang mendayung perahu ketika melihat keadaan tersebut,
dengan secepat kilat mendayung perahunya melewati sungai dan akhirnya mereka sampai ke
daratan. Pada saat itu pula air sungai kembali mengalir deras seperti
semula.
Orang kuno berkata, “Di antara seratus kebajikan, bakti adalah yang paling utama.” Asalkan kita dapat dengan sepenuh hati mengoptimalkan bakti, maka Langit pasti akan melindungi kita.
Tidak ada komentar:
Write komentar