Kesan pertama kali ketika mendengar Di Zi Gui, orang akan
mengasumsi pedoman ini diperuntukkan untuk anak kecil karena ada istilah
“di zi” (弟子).
Asal tahu saja, istilah “Di Zi” di sini bukan merujuk
anak kecil. Sebetulnya istilah “di zi” merujuk ke siswa, lebih tepatnya siswa 圣贤 (shèng xián) yaitu siswa orang bijaksana.
Di sebelah kirinya terdapat karakter 夫 (dibaca fu, artinya lelaki ), dan di sebelah kanan terdapat karakter 见 (di baca jiàn, artinya pandangan, menyaksikan). Sehingga jika digabungkan berarti seorang pandangan seorang pria sejati.
Tentu saja pandangan seorang pria sejati searah dengan ajaran para bijaksana, yakni kebenaran baik dalam menangani sesuatu, ataupun berinteraksi dengan sesama. (Catatan: Walaupun disini disebut “lelaki sejati” bukan berarti wanita tidak perlu mempelajari Di Zi Gui.)
Di Zi Gui merupakan sebuah buku yang mengajarkan moralitas yang terbaik. Dalam Di Zi Gui, dititik beratkan pada ajaran pendidikan dalam keluarga.
Pendidikan keluarga merupakan pendidikan terpenting dalam menanam pondasi dasar. Pendidikan di dalam keluargalah yang akan menentukan dasar kepribadian, watak, sikap, kualitas, kebiasaan, pandangan hidup, dan pandangan atas dunia ini.
Anak yang tidak mendapatkan pendidikan di
dalam keluarga, umumnya tidak akan memiliki pencapaian, biarpun kualitas
pendidikan di sekolah sangat bagus. Umumnya, anak yang berumur di bawah
tiga tahun, tidak akan bisa berpisah dengan ibunya. Sang anak akan
meniru dan mengingat segala ucapan dan tingkah laku sang ibu.
Dia mengganggap ibunya sebagai patokan. Jika orang tua sendiri tidak memiliki harga diri, tidak tegas terhadap diri sendiri, apa yang akan dipelajari oleh anaknya? Oleh karena itu, untuk memberikan pendidikan yang terbaik, haruslah dimulai dari si orang tua yang mendidik.
Dia mengganggap ibunya sebagai patokan. Jika orang tua sendiri tidak memiliki harga diri, tidak tegas terhadap diri sendiri, apa yang akan dipelajari oleh anaknya? Oleh karena itu, untuk memberikan pendidikan yang terbaik, haruslah dimulai dari si orang tua yang mendidik.
Oleh karena itu, dengan mempelajari Di Zi Gui, baru kita bisa
mendidik anak dengan benar. Dan sesuai pepatah, “Sebelum mendidik anakmu,
didiklah dirimu sendiri.” Sebelum mendidik anak-anak mu, tingkatkanlah
kualitas dirimu sendiri.
Hanya dengan begitu, barulah kita mampu
mendidik lebih baik, yakni mendidik dengan cara memberi contoh. (Catatan:
anak-anak merupakan peniru terhebat. Dan orang yang paling dia sering
tiru adalah orang tua. Jadi jika dirimu sendiri bertindak sebagai orang
berbudi, niscaya anakmu pun akan mengikutinya.)
Di dalam bait pembuka Di Zi Gui disebutkan 有余力, 则学文 yang artinya
apabila ada sisa waktu atau waktu luang baru mempelajari budaya.
Sebetulnya ini dapat kita atur. Misalnya dengan selalu membawa buku Di
Zi Gui kemanapun kita pergi. Jadi jika ada waktu kosong kita bisa
membacanya.
Seperti pepatah, tetesan air mampu menembus batu. Jangan
meremehkan sepuluh menit atau dua puluh menit dalam sehari. Seperti juga
yang dicantumkan bait di dalam Di Zi Gui, “宽为限, 紧用功, 工夫到, 滞塞通” (baca:
kuān wéi xiàn , jǐn yòng gōng, gōng fū dào , zhì sè tōng) yang artinya
apabila ada waktu luang, pergunakanlah untuk belajar. Hanya dengan
demikian maka pemahaman kita akan terus meningkat.
Ketika mempelajari ilmu budaya, haruslah ada suatu sikap atau attitide.
Kita perlu meninjau, mengulangi dan mempersiapkan. Dalam mempelajari Di
Zi Gui, disarankan untuk membacanya berulang-ulang.
Alasannya, supaya
ketika ada penjelasan mengenai bait-bait Di Zi Gui tertentu, Anda yang
sudah sering membacanya, sudah familiar dengan bait tersebut.
Efektivitasnya pasti jauh lebih baik.
Jadi disarankan untuk membaca Di Zi Gui sehari dua kali, pagi dan
malam. Tujuan untuk membaca di pagi hari adalah untuk mengingatkan diri
sendiri bahwa kita harus bertindak sesuai prinsip-prinsip di Zi Gui.
Lalu kita membaca di malam hari guna menginstropeksi diri.
Menilai
apakah tindakan kita hari ini sudah sesuai dengan Di Zi Gui atau belum.
Kalau sudah sesuai dengan prinsipnya, maka kita patut bangga dan beri
sedikit penghargaan pada diri sendiri. Kalau ternyata masih ada yang
belum berhasil dipraktekkan, maka mengingatkan diri untuk perlahan-lahan
memperbaikinya. Jadi pagi hari sekali dan malam sekali.
Sebagai saran, jika membaca di malam hari, jangan membaca sebelum
akan tidur. Lebih baik bacalah pada saat sudah pulang dari kerja sebelum
makan malam. Sehingga wakutnya pas untuk membandingkan tindakan yang
telah dilakukan hari ini.
Apakah Anda merasa waktu Anda tidak cukup? Rata-rata banyak yang
merasa, dalam satu hari waktunya tidak cukup. Lalu sekarang diminta
untuk membaca lagi. Tidak gampang.
(Guru Cai Lixu)
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk
mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar