|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Kamis, 22 Agustus 2013

Menjaga Kesopanan, Mengandung Empat Moral Kebajikan

 

Mau Lu Men ketika usianya genap 20 tahun, sudah berkelana sampai ke propinsi Che Ciang di kota Yi Yau untuk menuntut ilmu dan berGuru kepada Chien Ying Yang.

Gurunya mempunyai seorang pelayan wanita yang berparas cantik, ketrampilan dan tindak tanduknya sopan sehingga Mau Lu Men sering kali secara diam – diam mencuri pandang ke arahnya.

Pada suatu malam, pelayan tersebut masuk ke dalam kamar bacanya dengan berpura – pura untuk mencari seekor kucing, sambil berteriak, “Miau ! Miau !” 


Mau Lu Men bertanya padanya, “Kenapa kamu masuk sendirian kemari untuk mencari kucing ?”.

Pelayan tersebut melihat bahwa Mau Lu Men masih tidak memahami maksudnya, sehingga dia tak dapat menahan tawanya sambil berkata, “Saya bukan sedang mencari Siau Mau (Kucing Kecil), tapi saya lagi memanggil Ta Mau (Kucing Besar). Karena marga pemuda itu sama makna dalam pengucapannya.

Mau Lu Men tahu bahwa pelayan itu mempunyai maksud lain terhadapnya, sehingga dengan nada yang tegas dia berkata,“Saya dari jauh – jauh berkelana untuk menuntut ilmu, kalaulah melakukan perbuatan yang tercela (yang tidak sopan), maka hanya akan merusak nama baik dari Guru, juga mana ada muka untuk pulang bertemu dengan orang tua saya lagi! Juga kamu mana ada muka lagi untuk menghadapi tuan kamu ?”

Pelayan yang mendengarkan omongan dari Mau Lu Men itu merasa sangat malu sekali dan beranjak pergi meninggalkannya. Mau Lu Men kemudian berhasil menjadi sarjana, sehingga cerita itu menyebar luas pada saat itu. 

Orang kuno berkata, “Perasaan cinta kasih dan nafsu rindu yang paling sulit untuk dilalui, kalaulah tidak benar – benar membinanya, pastilah tidak akan bisa lolos darinya !”

Mau Lu Men bisa menjaga kesopanan, tak tergoda oleh nafsu birahi, merupakan penonjolan dari “Kesopanan”, menjaga martabat orang tua yang merupakan penonjolan dari moral “Berbakti”, menghormati budi dari Sang Guru yang merupakan penonjolan dari “Loyalitas”, wanita cantik yang menggoda dan tak menggoyahkannya, merupakan penonjolan dari “Kearifan”.

Hanya dengan “Tidak melanggar nafsu birahi”, telah mengandung empat moral yang ada tertera di atas.


Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.  

Tidak ada komentar:
Write komentar