Kadang bila kita merenungkan, "Dulu saya lahir dari keluarga miskin. Ketika melihat orang kaya, saya
bertanya-tanya mengapa mereka egois, tidak mau menolong orang miskin
memperbaiki masa depan, bahkan tidak jarang mereka malah memandang rendah orang miskin?"
Namun, ketika kemudian saya menjadi kaya karena bekerja keras, "Saya merasa orang miskin itu malas, tidak mau berinisiatif, maunya ditolong, iri, dan tak pernah berterima kasih?"
Mengapa begini ? Tak jarang dalam hidup ini, kita punya standar ganda dalam, "Menakar dan Mengukur " orang lain. Kita kerap menilai orang lain dari "takaran" atau pandangan subjektif kita dan tidak mampu memahami orang lain dari sudut pandang orang itu.
Kita kerap menuntut orang lain bersikap dan berbuat seperti yang kita mau, padahal kita sendiri belum tentu melakukan yang sebaliknya. Ketika berbuat salah, kita tak mau dihakimi. Sebaliknya, minta dimaafkan dan dibantu keluar dari kesalahan.
Ketika membeli, kita menginginkan barang yang berkualitas dengan harga bagus dan akan sangat marah jika dibohongi. Ketika susah, kita mau orang lain menolong. Dan semua ingin kita yang diutamakan dulu.
Apabila kita rindu akan kebaikan, maka kita harus melakukan kebaikan. Apabila kita rindu dimaafkan ketika bersalah, maka kita juga harus memaafkan orang yang bersalah kepada kita. Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu...
CONFUCIUS berujar, "Jika kamu tidak suka diperlakukan "Jahat" oleh orang lain, maka kamu jangan melakukan "Kejahatan" pada orang lain juga pada makhluk lain."
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Namun, ketika kemudian saya menjadi kaya karena bekerja keras, "Saya merasa orang miskin itu malas, tidak mau berinisiatif, maunya ditolong, iri, dan tak pernah berterima kasih?"
Mengapa begini ? Tak jarang dalam hidup ini, kita punya standar ganda dalam, "Menakar dan Mengukur " orang lain. Kita kerap menilai orang lain dari "takaran" atau pandangan subjektif kita dan tidak mampu memahami orang lain dari sudut pandang orang itu.
Kita kerap menuntut orang lain bersikap dan berbuat seperti yang kita mau, padahal kita sendiri belum tentu melakukan yang sebaliknya. Ketika berbuat salah, kita tak mau dihakimi. Sebaliknya, minta dimaafkan dan dibantu keluar dari kesalahan.
Ketika membeli, kita menginginkan barang yang berkualitas dengan harga bagus dan akan sangat marah jika dibohongi. Ketika susah, kita mau orang lain menolong. Dan semua ingin kita yang diutamakan dulu.
Apabila kita rindu akan kebaikan, maka kita harus melakukan kebaikan. Apabila kita rindu dimaafkan ketika bersalah, maka kita juga harus memaafkan orang yang bersalah kepada kita. Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu...
CONFUCIUS berujar, "Jika kamu tidak suka diperlakukan "Jahat" oleh orang lain, maka kamu jangan melakukan "Kejahatan" pada orang lain juga pada makhluk lain."
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar