Seorang putri yang sedang sakit berkata kepada raja, jika dia bisa memiliki bulan maka penyakitnya segera akan sembuh. Raja yang sangat mencintai putrinya lalu mengumpulkan semua cendekiawan yang ada di negaranya, lalu meminta mereka memikirkan cara untuk mendapatkan bulan.
Tetapi semua cendekiawan, para menteri dan paranormal, tidak ada seorangpun yang bisa memenuhi tugas itu. Dahulu mereka pernah melakukan beberapa tugas penting dan sulit, tetapi
mendapatkan bulan, tidak ada seorangpun yang bisa melakukannya.
Perdana menteri mengatakan bulan jauhnya tiga puluh lima ribu mil dari kamar sang putri, dan terbuat dari tembaga yang mencair. Paranormal mengatakan jauhnya lima belas juta mil dan terbuat dari keju hijau, dan dua kali lebih besar dari seluruh kerajaan.
Para ilmuwan mengatakan jauhnya 300.000 mil, bulat dan pipih seperti
koin, besarnya setengah kerajaan, terdapat di langit tidak mungkin bagi
seseorang untuk mengambilnya.
Raja dalam menghadapi semua hal "tidak mungkin" ini hatinya sangat
marah dan galau, lalu memanggil badut kerajaan, bermain piano untuk
menghilangkan kegalauannya..
Setelah mengetahui kesusahan yang dihadapi raja, Badut ini mengambil sebuah kesimpulan, jika apa yang dikatakan para menteri, ilmuwan, cendekiawan memang benar, maka ukuran bulan di pikiran setiap orang pasti tidak sama, juga terbuat dari apa, masih belum jelas. Oleh sebab itu dia mengatakan kepada raja harus menyelidiki dan menanyakan kepada tuan putri ukuran bulan di dalam pikirannya ada seberapa besar, seberapa jauh dan terbuat dari apa.
Setelah mengetahui kesusahan yang dihadapi raja, Badut ini mengambil sebuah kesimpulan, jika apa yang dikatakan para menteri, ilmuwan, cendekiawan memang benar, maka ukuran bulan di pikiran setiap orang pasti tidak sama, juga terbuat dari apa, masih belum jelas. Oleh sebab itu dia mengatakan kepada raja harus menyelidiki dan menanyakan kepada tuan putri ukuran bulan di dalam pikirannya ada seberapa besar, seberapa jauh dan terbuat dari apa.
Raja setelah mendengar penjelasannya, segera tercerahkan. Lalu menyuruh
badut ke kamar putri menyelidiki dan menanyakan kepada putri keadaan
bulan di dalam benaknya.
Putri berkata, “Besarnya adalah lebih kecil antara ibu jari dan jari
telunjuk saya!,” karena hanya dengan melalui celah ibu jari dan jari
telunjuk putri sudah dapat melihat bulan.
Lalu, berapa jauh? “Tidak lebih tinggi dari pohon di luar jendela!”
putri beranggapan demikian, karena dari jendelanya dia memandang
terkadang bulan seperti tergantung di celah pohon. Lalu terbuat dari bahan apa?
“Tentu saja terbuat dari emas!” tuan putri dengan tegas menjawab.
Lebih kecil dan ibu jari dan jari telunjuk, lebih rendah dari pohon,
terbuat dari emas, bulan yang seperti ini pasti gampang membuatnya. Lalu
badut pergi ke tukang emas menyuruh tukang emas membuat sebuah bulan
yang kecil, tergantung di sebuah kalung. Dia lalu membawanya dan
menghadiahkannya kepada putri. Setelah melihat kalung itu Sang Putri
sangat gembira. Keesokkan harinya penyakitnya telah sembuh.
Tetapi raja masih sangat khawatir. Setelah malam hari, bulan yang asli
akan tergantung di atas langit, jika tuan putri melihatnya, bukankah
kebohongan tersebut akan terbongkar?
Lalu raja kembali memanggil para menteri, cendekiawan serta ilmuwan
berkonsultasi dengan mereka memecahkan masalah ini. Bagaimana supaya
putri tidak dapat melihat bulan yang asli?
Ada yang menyarankan supaya putri memakai kaca mata hitam, ada yang
menyarankan menutup seluruh kebun di istana dengan kain hitam, ada juga
yang mengatakan setelah hari gelap segera menghidupkan asap, untuk
menyembunyikan kegemerlapan bulan. Tentu saja semua ide ini tidak bisa
dipakai.
Bagaimana caranya? Raja khawatir setelah putri melihat bulan yang asli
penyakitnya akan kambuh, tetapi dia tidak dapat menemukan cara mengatasi
hal tersebut. Lalu dia kembali mencari si badut untuk memainkan piano
untuk menghiburnya.
Si badut setelah mendengar semua ide dari orang pintar tersebut,
berkata kepada raja, mereka semua orang pintar tetapi tidak dapat
mencari jalan menyembunyikan bulan, itu berarti bulan tidak bisa
disembunyikan.
Perkataannya semakin membuat raja menjadi panik. Terlihat bulan akan
segera terlihat di langit, sebentar lagi akan menyinari jendela kamar
putri. Dia hanya bisa berteriak, “Siapa yang bisa menjelaskan, kenapa
bulan bisa bersamaan terlihat di langit dan tergantung di leher tuan
putri? Pertanyaan sulit ini siapa yang bisa menjawab?”
Si badut memang cerdik, dia lalu mengatakan kepada raja, semua orang
tidak tahu bagaimana caranya mengambil bulan, siapa yang bisa memecahkan
dilema ini? Bukankah tuan putri sendiri, dia lebih pintar dari orang
lain. Sekarang, timbul lagi masalah sulit, jika tidak bertanya kepada
tuan putri sendiri. Bertanya kepada siapa lagi?”
Oleh sebab itu sebelum raja bisa mencegah, si badut telah berlari ke
kamar putri dan bertanya kepadanya. Tidak disangka mendengar pertanyaan
si badut, Sang Putri tertawa dengan gembira, mengatakan dia bodoh,
karena jawabannya sangat sederhana, seperti gigi yang tanggal diganti
oleh gigi baru, bunga ditaman setelah dipangkas akan tumbuh bunga yang
baru, bulan juga akan tumbuh kembali !”
Ha..ha..! pertanyaan yang mengganggu semua orang pintar, bagi Sang Putri malahan bukan masalah!
Tidak ada komentar:
Write komentar