Kebajikan ( De 德 ) - Hari keempat bulan pertama atau yang disebut Cia Gwee Cee Shi Tahun Baru Imlek ini sering disebut sebagai "Yang Ri" (Hari Kambing), dan kambing adalah simbol dari keberuntungan dalam budaya Tionghoa.
Hari ini juga merupakan acara sembahyang menyambut Dewa Dapur (灶神) dan Dewa-Dewi yang turun dari Langit ke dunia ini. Selain disambut dengan petasan, orang-orang Tionghoa juga mengundang 'Barongsai' dan 'Bilek Hud' untuk masuk ke rumah mereka. Setelah kembali, maka Dewa Dapur atau Dewa lainnya akan bertugas mengawasi jalannya kehidupan manusia di Dunia ini.
Persembahyangan ini umumnya dilakukan di Klenteng dan di rumah masing-masing, sekitar tengah malam menjelang tibanya tanggal 4 bulan 1 Imlek. Tujuan upacara sembahyang ini adalah untuk menyambut tibanya kembali Dewa Dapur atau Dewa lainnya dari Istana Langit karena telah selesai membuat Laporan Tahunan tentang perilaku baik buruknya keluarga berikut anggota keluarga, kehadapan Giok Hong Siang Te (Raja Langit).
Bila berkelakuan tidak baik, maka tiada berkah namun hukuman yang akan diterima. Sementara bila berkelakuan baik, maka berkah kebahagiaan melimpah di tahun yang baru yang akan dibawa saat Dewa Dapur kembali ke bumi.
Ditambah pula turunnya Cai Shen (财神) atau Dewa kekayaan yang sudah mendapat tugas untuk memberikan ganjaran dan kekayaan kepada umat manusia. Upacara sembahyang ini sering disebut juga sebagai Upacara Membuka Gerbang Keberuntungan.
Sembahyang ini sudah jarang diketahui oleh generasi sekarang ini, dan juga sudah jarang dilakukan di rumah-rumah, kecuali di dalam keluarga yang masih kuat tata cara dan adat istiadatnya.
Oleh karena Surga jauh dari Bumi, maka biasanya akan memakan waktu hampir satu hari untuk perjalanan, sehingga Dewa dapur harus meninggalkan Surga di pagi hari, karena Ia harus tiba di rumah orang sore harinya.
Untuk penyambutannya, biasanya keluarga akan menyediakan kertas yang bergambar seekor kuda sebagai simbolik tunggangannya ke bumi, selain itu juga dipersembahkan buah-buahan, makanan, kue, hewan kurban, dan teh.
Lalu berdoa dengan menggunakan gaharu kecil dan lilin merah. Pertama berdoa kepada Tuhan sebagai wujud ucapan terima kasih atas berkah yang diberikan. Setelah itu baru berdoa untuk Dewa dan para leluhur sebagai wujud terima kasih atas jasa para leluhur.
Biasanya keluarga akan memasang petasan untuk menyambut turunnya Dewa dapur kembali ke dalam rumah sebelum fajar hari kelima Tahun Baru Imlek, agar semua bisnis akan kembali normal.
Pada hari keempat Tahun Baru Imlek ini juga, keluarga bisa membersihkan rumah mereka dengan mengumpulkan semua sampah ke satu tempat dan membuangnya, yang melambangkan bahwa mereka membuang semua nasib buruk dan kemungkinan kemiskinan di tahun ini.
Di beberapa daerah pedesaan di Tiongkok Utara, orang akan menyalakan api pada tongkat dan melemparkan tongkat ke sungai untuk memadamkan api. Hal ini menunjukkan bahwa tidak akan ada bencana kebakaran di keluarga ini sepanjang tahun. Hari ini juga adalah merupakan hari terakhir toko-toko ditutup.
Ritual tahunan tersebut digelar selama setahun sekali. Semoga Dewa -Dewi yang turun dari langit membawa Berkah juga Perdamaian bagi seluruh umat di dunia ini. Salam kebajikan
Tidak ada komentar:
Write komentar