Walaupun kampung halaman jauhnya ribuan kilometer, kerinduan setahun telah tiba,
biarpun jaraknya di ujung langit, orang-orang pada saat ini ingin kembali ke kampung halaman untuk berkumpul bersama keluarga dalam suasana hangat di malam Tahun Baru, menyembah leluhur, menyembah Tuhan, ini adalah sebuah proses perjalanan kembali ke tradisi kita, betapa hangat dan mesra suasananya.
Kumpul dan makan bersama ini kita ingat akan " Cia Yeo Yi Lawa, Lu Yeo Yi Pau". Artinya Keluarga dan orang tua lebih baik dari pada permata, karena dengan bekal akar budaya yang kuat orang tualah yang memiliki peranan sangat besar menyatukan anak-anak bagaikan alat pemersatu keluarga.
Dalam tradisi budaya Tiongkok, malam Tahun Baru disebut Chu-Xi ( 除夕) atau Guo Nian atau disebut juga Sa Cap Me (Hokkian). Chu (除) berarti penghapusan, Xi (夕) berarti malam. Guo (过) berarti lewat, Nian (年) berarti tahun, artinya adalah malam pergantian tahun yang juga berarti menghapus yang lama dan jahat untuk berdoa menyongsong kedatangan tahun baru yang lebih baik yang biasanya pada hari lunar 30 bulan lunar ke-12. Namun, ada juga tahun yang bulan lunarnya hanya 29 hari.
Makna asli Nian terkait dengan panen petani. Petani Cina akan merayakan keberhasilan mereka selama setahun terakhir dengan menghargai hasil panen yang diberikan dari Tuhan, dan berdoa untuk keberuntungan yang sama di tahun mendatang.
Ada banyak kegiatan pada hari pergantian tahun / Chuxi, seperti upacara Sembahyang Tutup Tahun, menikmati makan malam reuni keluarga, Shousui ( melek sampai larut malam ), dan menyalahkan petasan.
Pada hari terakhir bulan ke-12, biasanya baju yang sobek dan lauk-pauk yang belum habis dimakan akan dibuang menjelang datangnya hari Tahun Baru Imlek, dengan maksud agar kemiskinan tidak mendatangi rumah itu.
Membersihkan rumah harus siap pada atau sebelum hari malam Tahun Baru Imlek. Tapi keluarga masih sangat sibuk pada hari ini, karena dini hari, seseorang harus pergi ke pasar bunga membeli bunga segar untuk sembahyang dan dekorasi tahun baru. Merah adalah warna keberuntungan. Bunga peach pink dan sakura Jepang adalah pilihan yang sangat populer untuk rangkaian bunga.
Upacara Sembahyang Tutup Tahun
Acara pertama pada malam Tahun Baru Imlek adalah untuk sembahyang Tuhan dengan bunga dan buah tanpa hewan kurban (peringkat atas dewa vegetarian) di pagi hari untuk mengucapkan terima kasih atas perlindungan yang sepenuh hati dari Tuhan dan para Dewa - Dewi dalam satu tahun terakhir dan berdoa untuk keselamatan, kesehatan dan keberuntungan untuk tahun mendatang.
Setelah itu diadakan sembahyang untuk menghormati dan memuliakan leluhur di hadapan altar sembahyang di setiap rumah, dengan menyediakan Nian Gao (kue beras manis), Fa-Gao (kue beras kukus), hewan pengorbanan (daging babi, bebek, ayam atau ikan), buah-buahan, minuman, permen dengan lilin merah besar.
Jika tidak memiliki altar leluhur, maka akan disediakan satu meja di pintu muka rumah sebagai altar untuk upacara., sebagai bagian yang tak terpisahkan dari ungkapan rasa Bhakti (Hauw) anak terhadap Orang Tua / Leluhur.
Upacara ini merupakan wujud dari pelaksanaan ajaran moral Confusianis yang bersifat humanis religius dan yang berakar kuat pada penekanan konsep bakti atau disebut xiao, dalam bahasa Inggris disebut juga filial piety.
Di Tiongkok, ketika sembahyang maka keluarga akan mengucapkan selamat tinggal untuk tahun berjalan pada para Dewa dan leluhur keluarga. Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada Dewa dan leluhur, maka perempuan mulai mempersiapkan makan malam.
Dizaman kuno, salah satu hal yang penting dan khusus adalah untuk menempatkan seratus koin yang diikat dengan benang merah dengan harapan agar bisa menjadi keberuntungan dan umur panjang untuk 100 tahun. Hari ini, orang menaruh uang sebanyak yang Anda bisa sebagai gantinya.
Makan Malam Tahun Baru
Makan adalah sumbu hidup. Makan bersama adalah untuk bersama sama mensyukuri kehidupan. Apapun agamanya, maka pada malam tahun baru Imlek ini seluruh anggota keluarga akan berkumpul bersama untuk mensyukuri sumbu kehidupan yang masih menyala, yang dilakukan dalam bentuk makan bersama di malam akhir tahun yang merupakan momen penting bagi acara kumpul keluarga yang dilengkapi dengan hidangan "Makan Malam Tahun Baru" yang istimewa.
Hidangan utama yang berada di tengah meja adalah Hot-Pot atau Luan Lo yang artinya kompor berputar tempat hidangan masakan yang memiliki tabung berongga di tengahnya. Arang atau batubara yang sudah dibakar bisa dimasukkan ke dalam tabung berongga untuk menjaga makanan agar tetap hangat walaupun berjam-jam lamanya..
Luan Lo ini kegunaannya bisa untuk menempatkan sup tulang usus dan memasak berbagai jenis irisan daging, makanan laut, sayuran, bakso dan bola seafood selama reuni makan malam.
Luan Lo inilah yang menjadikan simbol malam persatuan, sebagaimana yang kita kenal dengan sebutan steamboat, yang merupakan hubungan Horizontal antara manusia yang bermakna persatuan diantara sesama keluarga yang saling bahu membahu, tunjang menunjang terutama dalam membangun dunia usaha dari yang kecil hingga menuju konglomerasi, semuanya tentu saja didukung dengan sistem kesinambungan usaha saling menunjang satu sama lain.
Tahun Baru Imlek biasanya dekat dengan musim semi, tetapi sangat sering bahwa cuaca masih dingin. Di Tiongkok kuno, untuk makan makanan hangat, orang harus duduk di sekitar kompor tempat memasak untuk New Year Eve dinner. Itu sebabnya makan malam ini juga disebut Wei Lu, yang berarti " Berkumpul disekitar kompor".
Ada banyak hidangan di meja makan. Setiap hidangan memiliki arti keberuntungan di balik itu. Ada yang memiliki simbol umur panjang, reuni, kesempurnaan, keberuntungan, kesehatan, ketekunan, kepuasan atau promosi yang didasarkan pada nama hidangan itu.
Namun, di Tiongkok orang tidak menyentuh ikan di atas meja. Hal ini karena homophone ikan adalah sisa, yang berarti mereka memiliki surplus atau tabungan ekstra di akhir tahun. Di sisi lain, mereka membutuhkan sisa untuk Hari Tahun Baru Imlek.
Adat istiadat tentang makan malam pada hari chuxi berbeda dari tempat ke tempat di Tiongkok. Di bagian selatan, lauk-pauk yang disajikan pada malam itu harus meliputi tahu dan ikan, yang dalam bahasa Tionghoa lafalnya sama dengan, “Kaya dan kemakmuran”.
Di bagian utara, makan Jiaozi (onde-onde rebus) merupakan kebiasaan yang populer pada masa Dinasti Ming (1368-1644) dan Qing (1644-1911). Jiaozi ini harus disiapkan sebelum jam 12 malam dan dihidangkan di atas meja ketika bel yang menandakan datangnya Tahun Baru berbunyi pada saat tengah malam. Jiaozi dalam bahasa mandarin melambangkan reuni keluarga.
“Shoushui” atau tidak tidur pada malam menjelang hari Tahun Baru Imlek adalah kegiatan yang umumnya dilakukran rakyat Tiongkok. Anak-anak kecil paling gembira melakukan kegiatan “shoushui” karena bisa merayakan hari raya bersama dengan orang dewasa semalam suntuk, yang penuh dengan suasana riang gembira.
Biasanya pada malam tahun baru, para warga Tiongkok akan membuka pintu dan jendela lebar-lebar dan begadang sampai subuh, karena mereka percaya bahwa dengan melek dan pintu serta jendela terbuka, maka rezeki akan datang di sepanjang tahun depan.
Acara begadang ini biasanya ditemani dengan cemilan khas Imlek berupa kuaci, kacang dan permen untuk menyaksikan berlalunya Tahun Lama dan menyambut datangnya Tahun Baru.
Mengutip puisi dari Dinasti Tang (618- 907) yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia,
“Lautan cinta membawa angin kasih, terhampar di daratan amal bikin hati bersih.”
Hidangan utama yang berada di tengah meja adalah Hot-Pot atau Luan Lo yang artinya kompor berputar tempat hidangan masakan yang memiliki tabung berongga di tengahnya. Arang atau batubara yang sudah dibakar bisa dimasukkan ke dalam tabung berongga untuk menjaga makanan agar tetap hangat walaupun berjam-jam lamanya..
Luan Lo ini kegunaannya bisa untuk menempatkan sup tulang usus dan memasak berbagai jenis irisan daging, makanan laut, sayuran, bakso dan bola seafood selama reuni makan malam.
Luan Lo inilah yang menjadikan simbol malam persatuan, sebagaimana yang kita kenal dengan sebutan steamboat, yang merupakan hubungan Horizontal antara manusia yang bermakna persatuan diantara sesama keluarga yang saling bahu membahu, tunjang menunjang terutama dalam membangun dunia usaha dari yang kecil hingga menuju konglomerasi, semuanya tentu saja didukung dengan sistem kesinambungan usaha saling menunjang satu sama lain.
Tahun Baru Imlek biasanya dekat dengan musim semi, tetapi sangat sering bahwa cuaca masih dingin. Di Tiongkok kuno, untuk makan makanan hangat, orang harus duduk di sekitar kompor tempat memasak untuk New Year Eve dinner. Itu sebabnya makan malam ini juga disebut Wei Lu, yang berarti " Berkumpul disekitar kompor".
Ada banyak hidangan di meja makan. Setiap hidangan memiliki arti keberuntungan di balik itu. Ada yang memiliki simbol umur panjang, reuni, kesempurnaan, keberuntungan, kesehatan, ketekunan, kepuasan atau promosi yang didasarkan pada nama hidangan itu.
Namun, di Tiongkok orang tidak menyentuh ikan di atas meja. Hal ini karena homophone ikan adalah sisa, yang berarti mereka memiliki surplus atau tabungan ekstra di akhir tahun. Di sisi lain, mereka membutuhkan sisa untuk Hari Tahun Baru Imlek.
Adat istiadat tentang makan malam pada hari chuxi berbeda dari tempat ke tempat di Tiongkok. Di bagian selatan, lauk-pauk yang disajikan pada malam itu harus meliputi tahu dan ikan, yang dalam bahasa Tionghoa lafalnya sama dengan, “Kaya dan kemakmuran”.
Di bagian utara, makan Jiaozi (onde-onde rebus) merupakan kebiasaan yang populer pada masa Dinasti Ming (1368-1644) dan Qing (1644-1911). Jiaozi ini harus disiapkan sebelum jam 12 malam dan dihidangkan di atas meja ketika bel yang menandakan datangnya Tahun Baru berbunyi pada saat tengah malam. Jiaozi dalam bahasa mandarin melambangkan reuni keluarga.
“Shoushui” atau tidak tidur pada malam menjelang hari Tahun Baru Imlek adalah kegiatan yang umumnya dilakukran rakyat Tiongkok. Anak-anak kecil paling gembira melakukan kegiatan “shoushui” karena bisa merayakan hari raya bersama dengan orang dewasa semalam suntuk, yang penuh dengan suasana riang gembira.
Biasanya pada malam tahun baru, para warga Tiongkok akan membuka pintu dan jendela lebar-lebar dan begadang sampai subuh, karena mereka percaya bahwa dengan melek dan pintu serta jendela terbuka, maka rezeki akan datang di sepanjang tahun depan.
Acara begadang ini biasanya ditemani dengan cemilan khas Imlek berupa kuaci, kacang dan permen untuk menyaksikan berlalunya Tahun Lama dan menyambut datangnya Tahun Baru.
Mengutip puisi dari Dinasti Tang (618- 907) yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia,
“Lautan cinta membawa angin kasih, terhampar di daratan amal bikin hati bersih.”
Warga Tionghoa dipastikan menyambut Tahun Baru Imlek Kuda Kayu dengan berbagai cara baik konvensional dan tradisional maupun dengan gaya lebih moderat.
Setelah makan malam, biasanya adalah waktu yang menarik bagi anak-anak. Mereka menunggu untuk Tahun Baru Hong Bao , yang merupakan Amplop merah berisi uang baru. Orang dewasa atau orang tua akan membagikan Amplop Merah untuk anak-anak, keluarga dekat yang belum menikah dan orang tua mereka sebelum pergi tidur.
Anak-anak akan menaruh semua Amplop Merah di bawah bantal saat tidur. Mereka mengatakan bahwa anak-anak bisa tidur nyenyak tanpa mimpi buruk dan menjadi kaya tahun depan.
Acara terakhir adalah berjaga atau disebut juga “Shoushui” atau tidak tidur pada malam menjelang hari Tahun Baru Imlek adalah kegiatan yang umumnya dilakukan rakyat Tiongkok. Anak-anak kecil paling gembira melakukan kegiatan “shoushui” karena bisa merayakan hari raya bersama dengan orang dewasa semalam suntuk, yang penuh dengan suasana riang gembira untuk menunggu tahun baru datang.
Biasanya pada malam tahun baru, para warga Tionghoa di Tiongkok akan membuka pintu dan jendela lebar-lebar dan begadang sampai subuh, karena mereka percaya bahwa dengan melek dan pintu serta jendela terbuka, maka rezeki akan datang di sepanjang tahun depan.
Acara begadang ini biasanya ditemani dengan cemilan khas Imlek berupa kuaci, kacang dan permen untuk menyaksikan berlalunya Tahun Lama dan menyambut datangnya Tahun Baru.
Salah satu alasan utama adalah ini dapat memperpanjang umur orang tua. Suara Kantuk dalam bahasa mandarin mirip dengan Masalah. Sleepless berarti tidak ada masalah untuk tahun mendatang.
Banyak orang akan berkumpul di luar klenteng setelah reuni makan malam, karena semua orang ingin menjadi orang pertama dari tahun yang akan diberkati oleh Tuhan. Ada yang berlomba untuk pertama kali memasang dupa di banyak klenteng setiap tahun.
Satu detik pertama jam11:00, setelah gerbang utama klenteng dibuka, maka orang-orang akan lari berlomba ke klenteng untuk memasukkan dupa ke dalam wadah dupa. Pemenang akan mendapat angpao yang besar dari klenteng. Tapi yang paling penting adalah pemenangnya akan sangat beruntung di tahun mendatang.
Setelah menerima Amplop Merah, maka orang-orang muda pergi ke luar untuk berjaga. Sebelum tengah malam, mereka biasanya akanberkumpul dengan teman atau kerabat di sekitar taman, sungai atau gedung-gedung tinggi untuk menunggu kembang api Tahun Baru Imlek.
Happy Chinese Year 2565 新年快樂,萬事如意,身體健康,生意興隆,Xin Nian Kuai Le, Wan Shi Ru Yi, Shen Ti Jian Kang, Sheng Yi Xing Long. Salam kebajikan.
Tidak ada komentar:
Write komentar