Kebajikan ( De 德 ) - Suatu hari di beranda sebuah rumah, tepatnya di rak sepatu yg terisi dengan beberapa pasang sepatu terjadilah keributan antara 2 pasang sepatu. Sepasang sepatu yang pertama disebut dengan Sepatu A dan sepatu yang kedua disebut dengan Sepatu B.
Saat itu, sepatu A baru saja dipakai untuk jalan-jalan oleh tuannya. Keadaan sepatu A sudah kotor dan jahitan sepatunya sudah sedikit terbuka. Sedangkan sepatu B masih bersih dan kinclong karena memang sepatu B ini hampir tidak pernah dipakai oleh tuannya.
“Yah, kasian sekali kamu A, hampir tiap hari dipakai oleh tuan. Kayak aku dong, hidup santai – santai aja dan selalu bisa beristirahat di rak” kata Sepatu B meledek Sepatu A.
“Loh?! Dasar kamu ini, lebih baik aku dipakai terus daripada nganggur kayak kamu” sahut si Sepatu A membalas.
“Jangan sok baik kamu! Lihat, gara-gara dipakai terus badan kamu sudah mulai terlihat tidak indah lagi. Kamu pasti iri sama badanku yang masih mulus ini” kata Sepatu B yang masih ngotot.
“Bukannya aku sok baik, tapi lebih baik aku rusak , hancur karena terpakai dan bermanfaat bagi manusia dibandingkan aku harus rusak karena hancur sendiri di sebuah rak sepatu karena terkena proses alami menjadi debu. Aku tidak mau hancur sia-sia seperti itu.”
Sepatu B pun mulai panik dan marah. “Tidak, aku tidak menyindirmu kok. Kita ini adalah sepatu, aku hanya ingin mengingatkanmu bahwa apabila kita ini tidak dipakai, lama lama akan hancur dan rapuh sendirinya menjadi debu. Jadi bukan berarti santai-santai dan tidak pernah dipakai itu kamu senang.
Harusnya kamu was-was, karena kamu itu bisa hancur sia-sia. Sayang potensi dan bakat mu untuk melindungi kaki manusia tidak terpakai.”
Sepatu B pun termenung sejenak dan tidak dapat berkomentar lagi. Ia memikirkan bagaimana nasibnya sekarang.
Cerita tadi adalah suatu cerita yang sebenarnya dapat kita gambarkan sebagai cerita tentang diri kita masing-masing.
Sepatu B itu kita, dan sepatu A adalah orang tua / guru / teman kita, yang sering kali mengingatkan kita. Kita dapat belajar dari cerita tadi bahwa kita terlahir sebagai manusia adalah suatu KARUNIA YANG BAIK.
Karena di dunia kita dapat menanam bibit Kebajikan. Sebagai manusia, kita semua memiliki potensi dan bakat masing-masing, tapi sering kali kita sia-siakan begitu saja dan tidak mau mengasahnya.
Kita itu sering kali hanya mau ENAK-ENAKAN dan tidak mau merasakan PAHIT terlebih dahulu. Padahal hal itulah yang memperkuat Mental kita.
Potensi dan Bakat itu harus di asah dan di pakai. Apabila tidak, akan terbuang sia-sia begitu saja. Janganlah hanya berdiam diri, tapi galilah Potensi dan Bakat yang ada di dalam diri kita.
Nah sobat Kebajikan, Intinya adalah kita jangan takut untuk menggali Potensi dan Bakat diri kita dan harus mengasah, menggunakannya baik-baik agar tidak menjadi sia-sia dan Hilang begitu saja.
Seperti pepatah yang mengatakan, "Lebih baik Mati dalam perang dan Kalah dalam Pertandingan secara Terhormat dibandingkan hanya Berdiam diri dan tidak Bertempur/ tidak Bertanding sama sekali." Salam kebajikan (Sumber/Lily)
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini; Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar