|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 16 April 2014

10 Tabu Dalam Berkomunikasi Dengan Anak

 


Kebajikan (De 德) -  Berkomunikasi dengan anak menjelang remaja memang agak sulit. Jadi, ingat batasannya agar tak semakin menimbulkan masalah. Berbicara dengan anak remaja sebenarnya tak sulit bila Anda mampu menghindari cara berkomunikasi yang salah.

Sebab, terkadang komunikasi bisa membuat situasi yang sudah buruk jadi bertambah buruk. Jadi, apa pun yang Anda lakukan, cobalah untuk menghindari cara bicara yang tak bisa diterima, seperti yang dilansir dari erabaru.net :
 
1. Menyalahkan

"Kamu malas, sih, Mama pusing jadinya!" Pernyataan negatif ini bisa menjadi masalah baru atas apa yang sesungguhnya ingin Anda selesaikan. Jika Anda ingin ia membereskan kamar tidur dengan cara menyalahkan, sama halnya memperhebat pertengkaran lebih dari sekadar kamar yang tak beres. Bahkan kini, karakternya menjadi rusak karena telah diperdebatkan.

Sebaiknya, Anda coba hindari berkata, "Mama merasa kamu ...!" Atau, "Mama harap kamu ...!" Tapi cobalah katakan, "Mama berharap kita setuju dan konsisten dengan keputusan kita. Menurutmu, bisakah kita melakukannya?"

2. Menyindir

 
"Kamu itu bodoh banget sih, masa begini saja tidak bisa" Hindari sindiran seperti ini karena akan sama saja dengan melempar minyak ke arah api, bukan memadamkannya.
 
3. Menyangkal  perasaannya

Orang tua kerap berkata, "Mama tahu apa yang kamu rasakan, tapi ..." Padahal, Anda tak tahu apa yang dirasakan sang anak. Atau, mungkin Anda memang tahu tapi menyangkal kesempatan anak remaja Anda untuk menyatakan apa yang dirasakannya, dan justru memperlihatkan padanya, Anda tahu semuanya dan tak mau mendengar.

4. Sarkasme

"Ini memang pintar untuk dilakukan, tapi apakah perlu kamu lakukan?" Kata-kata ini memberi kesan meremehkan, dan menghambat komunikasi lebih lanjut.

5. Membicarakan hal yang sudah lewat 

 
"Dan satu lagi, kamu juga memperlakukan adikmu sangat buruk pada piknik tahun lalu." Atau "Dan ingat, bagaimana dulu kamu merusak sweater Mama yang kamu pinjam?" Anda tak bisa langsung memperbaiki semua masalah di saat yang sama. Melemparkan terlalu banyak masalah dan membawanya ke pembicaraan baru hanya memastikan, Anda tak membahas permasalahan secara jelas.

6. Membuat menangis

"Jangan mulai menangis, atau nanti Mama kasih kamu sesuatu yang betul-betul akan membuat kamu tambah menangis!" Seringkali orang tua berkata demikian. Tapi, menangis adalah respons sebenarnya atas beberapa situasi. Anak remaja yang menangis di depan orang tuanya memperlihatkan rasa sakit hati atau penderitaannya. Hal ini tentu tak mudah bagi kedua pihak, jadi hormatilah perasaan sedih anak remaja Anda.
 
7. Ceramah

Penggunaan kata-kata, "Harus begini!" atau "Jangan begitu!" kepada anak remaja memberi kesan Anda sedang berceramah. Hal ini akan menghentikan komunikasi antara Anda dengannya. Sebaiknya, cobalah memberi kesan mengajar, bukan menceramahi.
 
8. Memberi perintah
 
Kegagalan yang umum dilakukan orang tua adalah menyuruh anak remaja dengan nada memerintah misalnya, "Bersihkan kamarmu!" atau "Cepat berpakaian!" atau "Jangan terlambat bangun!" Cara ini justru membuat anak jadi tak mempedulikan Anda.
 
9. Mengganggu

Seperti sarkasme, mengganggu atau menyindir anak remaja akan memberi kesan, Anda meremehkannya. Bila mengganggu menjadi suatu kebiasaan, justru akan menjadi masalah, dan tak akan menyelesaikannya.
 
10. Berlebihan

"Bereskan kamarmu! Jika tidak, kamu tidur aja di luar. Tidur saja di emperan!" atau "Kamu memang tak pernah bisa melakukan apa-apa ya?" Anda hanya membesar-besarkan masalah, yang mengakibatkan terhambatnya Anda dalam menyelesaikan masalah. Salam kebajikan 

Tidak ada komentar:
Write komentar