|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Sabtu, 17 Mei 2014

Kisah Mengharukan, Ayah Yang Tak Membiarkan Kematian Memisahkannya Dari Sang Anak

 


KEBAJIKAN (De 德) -  Ayah memang selalu melindungi putrinya, bagaimana pun caranya, bagaimanapun keadaannya. Seperti yang dilakukan Chen Zhen Xing untuk anaknya, seperti dilansir vemale.com dari stomp.com.sg.

Sejak ia divonis kanker pada bulan Januari 2013, ia merasa tak punya banyak waktu untuk bisa menyiapkan segala hal bagi keluarganya setelah ia meninggal nanti. Ia tahu bahwa dirinya tak akan hidup lebih lama, dan ia memiliki seorang putri yang masih berusia 8 tahun.

Chen Zhen Xing mengungkapkan kekhawatiran ini pada istrinya, Liu Jin Hua. Chen berkata bahwa ia ingin putrinya itu bisa merasakan kasih sayang seorang ayah meski ia sudah meninggal nanti. Maka diam-diam, ia menyiapkan sesuatu untuk putrinya itu.

Sampai usia 21 tahun, putrinya itu akan menerima kado istimewa dari sang ayah. Tentu saja bukan dijatuhkan dari surga. Melainkan sudah dipersiapkan oleh Chen dalam kondisinya yang makin memburuk dari hari ke hari.

Berat badan Chen menyusut 30 kg dan kesehatannya makin memburuk. Namun ia tak mau menyerah untuk menemukan benda-benda yang kiranya akan membuat putrinya senang. Di antaranya adalah gelang untuk usia 18 tahun. Ia juga menyiapkan pena bertatah
kan nama putrinya saat putrinya itu lulus universitas nanti.
Di antara kemoterapi yang menyakitkan akibat kanker pankreas yang ia alami, Chen berusaha menguatkan dirinya di depan anak perempuan kesayangannya itu. Dan sang istri, menjadi saksi betapa suaminya itu merasa setiap hari waktunya berkurang untuk keluarganya.

Chen akhirnya meninggal pada bulan November tahun lalu. Sementara anaknya yang masih kecil itu tak tahu bahwa ayahnya sudah menyiapkan berbagai kejutan yang akan membuatnya terharu biru.

Sungguh mulia hati ayah yang satu ini. Semoga ia diterima di sisi Tuhan dan keinginannya untuk terus membuat putrinya bahagia bisa tercapai. Salam kebajikan

Tidak ada komentar:
Write komentar