|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Sabtu, 30 Agustus 2014

Takdir Sudah Ditentukan Dari Langit

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Banyak kisah yang telah disebarkan selama ribuan tahun, semuanya adalah kisah yang luar biasa, kalau bukan, juga tidak akan tersebar sekian lama.
 

Tetapi sering kali kita menganggap bahwa kata-kata yang sering diucapkan oleh orang tua itu sebagai angin lalu, bahkan menganggap bahwa hal itu sudah tidak sejalan dengan zaman sekarang yang pemikirannya sudah maju dan juga menganggap semua itu cuma tahyul.

Sebenarnya hal ini terjadi karena banyaknya pemahaman dan ajaran yang lebih bisa diterima akal logika manusia. Oleh karena itu, maka sudah tidak dianggap sebagai sesuatu yang perlu diperhatikan, padahal bahwa kata-kata yang sering diucapkan itu mengandung banyak sekali makna tulen di dalamnya! Seperti sebuah kisah nyata dibawah ini.

Oleh karena waktu ujian untuk guru kepala SD semakin dekat, dengan tidak terasa tekanan juga semakin besar. Tidak peduli buku jenis apapun yang saya baca, tidak satu pun yang bisa diingat, hati pun merasa kacau balau.

Teringat waktu saya masih kuliah ada seorang professor bernama Henry (nama samaran), saya pernah mengambil tiga mata kuliah pelajarannya. Pada saat itu professor Henry adalah seorang professor yang sangat disukai oleh para mahasiswa.

Hal yang paling istimewa di saat dia mengajar adalah dia senang sekali menambahkan filsafat kehidupan di saat dia mengajar. Karena di satu sisi saya berniat melepaskan kepenatan hati, dan di sisi lain saya ingin mendapatkan wejangan, maka saya pergi mengunjungi professor Henry yang sudah pensiun.

Setelah berbasa-basi dan menanyakan maksud dari kunjungan saya, professor Henry mulai membuka mulut untuk bercerita.

“Orang sudah berumur seperti saya ini, hari-hari mendatang sudah tidak banyak, pengalaman masa lalu juga tidak sedikit, biarkanlah saya menceritakan sedikit perasaan masa lalu!”

Satu tahun setelah baru lulus dari perguruan tinggi, ibu saya karena sakit keras berbaring di atas ranjang. Para dokter sudah angkat tangan, karenanya saya berpikir untuk meminta pertolongan Buddha dan Dewa. Lalu saya pergi ke kuil Xuantian yang ada di dekat rumah mengundang patung dewa Xuantian untuk ke rumah.

Malam itu juga setelah diadakan ritual, masih belum jelas mengundang dia ke rumah itu untuk keperluan apa, Dewa Xuantian sudah langsung memberitahu saya, “Sifat Anda sangat unik, keluarga Anda tidak ada seorang pun yang memahami Anda, kelak beberapa tahun kemudian Anda bisa ke luar negeri.”

Saat itu saya berpikir beban hutang dalam keluarga masih sangat besar, mana mungkin ada kesempatan sekolah keluar negeri? Apa lagi saat itu gaji dari seorang guru SMP sangat minim, tidak cukup untuk meng-hidupi keluarga, mana mungkin bisa keluar negeri. Diam-diam saya berbisik di dalam hati, tetapi nampaknya saya menganggukkan kepala tanda mengerti.

Tidak disangka beberapa tahun kemudian, departemen P&K mendadak menambahkan “Pendidikan dalam jabatan” ke dalam kolom budget negara untuk belajar di luar negeri.

Kebetulan tahun pertama ada bidang pendidikan khusus. Ketika itu awalnya saya seorang guru SMP kemudian pindah mengabdi di sekolah khusus. Saya masih awam di bidang pendidikan khusus, karena latar belakang pendidikan saya adalah pendidikan umum, jadi pengetahuan dalam bidang ini masih sangat terbatas.

Pekerjaan mengajar dan belajar seringkali menemui hambatan. Ketika ada kesempatan mengikuti penataran pendidikan khusus tentu saja girang bukan main.

Saya lalu mendaftarkan diri, menempuh ujian, dan berhasil mengikuti penataran. Dengan demikian telah membuktikan kata-kata mutiara, “Ketika manusia lahir, seumur hidupnya telah tertata di sana.”

Beberapa tahun kemudian saya pindah tugas lagi mengajar di sekolah kejuruan, maka saya mempunyai dua kali kesempatan ke luar negeri .

Ini terjadi ketika saya masih mengajar di sekolah A, saya telah lulus ujian mendapatkan “Pendidikan dalam jabatan”. Menyusul pada saat liburan musim panas di tahun itu, ada kesempatan bagus pindah ke sekolah B untuk mengajar.

Akhirnya saya berhasil pindah mengajar di sekolah B, dan prosedur belajar ke luar negeri juga sudah rampung. Kantor P dan K mengeluarkan surat pemberitahuan kepada sekolah B bahwa, “Orang tersebut telah lulus ujian dan mendapatkan Pendidikan dalam jabatan, akan keluar negeri pada tanggal sekian-sekian, mohon diberi izin.”

Akhirnya kepala sekolah B ini sangat marah. Dia berkata bahwa menerima saya ke sekolah B adalah untuk bekerja (mengajar), bukan untuk belajar di luar negeri.

Dia mempertahankan agar saya memilih batal keluar negeri atau mengundurkan diri. Soal memilih ini, kelihatannya ada dua pilihan, sebenarnya jawabannya hanya satu yaitu: membatalkan ke luar negeri.

Sebenarnya belajar ke luar negeri bermanfaat bagi sekolah, bagi para murid, juga bagi saya sendiri. Jika dipikir-pikir mendapatkan pendidikan ke luar negeri dengan biaya negara, apakah bisa begitu mudah mendapatkannya?

Lagi pula biaya perjalanan ke luar negeri yang dikeluarkan oleh negara sangat menguntungkan. Setengah dari uang itu sudah cukup untuk biaya hidup. Karena itu satu tahun saya bisa berhemat 6,000 dollar Amerika, saya bisa berhemat sejumlah uang untuk membayar hutang. Dipikir-pikir betapa besar kerugian saya!

Demi mempertahankan mata pencaharian, akhirnya saya membatalkan belajar ke luar negeri. Akan tetapi pada tahun kedua, sekolah kejuruan diganti dengan universitas, dan memilih guru pengajar untuk ditatar di luar negeri dengan biaya negara.

Karena saya telah melepaskan kesempatan pada tahun lalu, maka saya berhak mengikuti pemilihan. Karena hal ini juga, saya baru bisa mendapatkan gelar doktor.

Dari dua hal di atas bisa dilihat, mendapatkan dan kehilangan di dalam kehidupan manusia sebenarnya semuanya sudah ditentukan oleh takdir, seperti kata pepatah, “Takdir sudah ditentukan dari langit. Jika dalam takdir itu ada, maka tak perlu dipaksakan, karena walaupun ingin mendapatkan juga tidak bisa.”

Para orang tua zaman dulu selalu mengatakan, di dalam takdir hanya setengah kilo, hanya bisa memakan 6 ons ; Lahir ada nasib, mati ada tempat.

Begitu seorang bayi lahir, takdirnya sudah ditetapkan, dengan kata lain takdirya sudah diatur. Inilah sebabnya para peramal bisa meramalkan takdirnya, jika takdir itu selalu berubah, siapakah yang bisa meramalkan.

Jadi Anda sekalian boleh berlega hati, berusahalah dalam batas wajar. Manusia boleh berusaha, tetapi Tuhan yang menentukan, segalanya pada akhirnya sesuai kodrat yang ada! Salam kebajikan

Tidak ada komentar:
Write komentar