|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Senin, 29 September 2014

Chun cai yu tian cai (蠢才与天才) Si Dungu dan Si Genius

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Pada sebuah kesempatan, seorang penggemar olahraga sepeda yang telah memiliki pengalaman 80000 km menceritakan pengalamannya ketika belajar sepeda kali pertama. Kisahnya sangat menyedihkan.

Sejak kecil ia terlahir sebagai anak yang bernyali kecil dan kurang percaya diri. Selama beberapa bulan sang kakak membantunya belajar bersepeda, akan tetapi tidak kunjung berhasil. Baru saja sang kakak memapahnya mengendarai sepeda, ia telah kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Kejadian ini terjadi berulang kali, tidak ada perbaikan.

Sang kakak dengan jengkel berkata kepadanya, ”Kau adalah orang yang paling dungu di dunia.”

Kegagalan dalam belajar bersepeda juga berdampak terhadap kemampuan akademiknya. Ia yang dulunya memiliki nilai raport menonjol bagus, tiba-tiba anjlok drastis. Baik para guru maupun teman-teman sekelas sangat mengkuatirkan keadaannya. Sang ibu dan ayah juga merasa heran mengapa anaknya yang begitu berprestasi tidak bisa mengendarai sepeda?

Ia melanjutkan ceritanya, ”Jika tidak karena seorang guru yang baik hati, selamanya saya tidak akan bisa bersepeda. Beliau adalah guru SMP saya, guru terbaik yang pernah saya temui,” tuturnya.

Pada sebuah liburan musim semi, secara kebetulan sang guru memboncengnya ke luar kota untuk bertamasya. Saat beristirahat di tengah jalan, sang guru dengan lembut membujuknya untuk belajar bersepeda.


“Kayuhlah sepeda ini, saya akan memapahmu! Kamu memiliki keunggulan dalam banyak hal, termasuk juga bersepeda!”

Intonasi dan suara sang guru yang memberikan dorongan telah membangkitkan rasa percaya dirinya. Ia menuruti perkataan sang guru untuk mencoba mengendarai sepeda. Sang guru senantiasa berada di belakang untuk memapahnya agar tidak terjatuh. Makin lama, ia makin kencang dalam mengayuh sepeda. 


Sang guru perlahan-lahan melepaskan tangannya, tidak lagi berada di belakang sepeda memapah. Tiba-tiba ia menoleh ke belakang dan mendapati sang guru tidak lagi memapahnya. Ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke tanah. Begitu terjatuh, ia segera bangun dan mengangkat sepeda. Kali ini ia bisa tersenyum, tidak lagi merasa bersedih seperti dulu.

Sang guru berkata, ”Bersepeda adalah hal yang mudah. Karena kau adalah seorang anak yang genius, segala hal dapat dilakukan dengan mudah. Begitu pula dengan anak-anak yang lain, mereka adalah anak-anak yang jenius.”

Ia mengakhiri kisahnya dengan memberi sebuah kesimpulan. “Tidak peduli apakah saya adalah anak jenius/bukan. Saya merasa sangat beruntung, ketika berusia belasan tahun dapat bertemu dengan seorang guru yang mengatakan jika saya adalah seorang yang genius. 


Saya telah mengelilingi banyak daerah, menjumpai banyak sekali anak. Sayangnya, sangat sedikit yang bernasib seperti saya. Mereka sering kali dikatakan sebagai seorang yang dungu, mereka yang sebenarnya genius menjadi dungu.” Salam kebajikan (Xie Zheng Ming)

Tidak ada komentar:
Write komentar