KEBAJIKAN (De 德) - Dalam kehidupan, setiap orang pasti pernah mengalami frustrasi dan kegagalan, kuncinya adalah bagaimana menghadapinya. Banyak ahli medis dan psikolog telah menemukan bahwa kesehatan fisik dan mental seseorang berhubungan erat dengan keadaan emosional pikiran.
Yang Yusuk, seorang staf di rumah sakit Forest Hills, Queens, New York, AS, dengan terapi berpikir positif dan belajar relaksasi berhasil menyembuhkan kanker kolorektalnya. Dia mengatakan bahwa Dr. Bruce Lipton, peneliti ilmu biologi dan sel dari Stanford University School of Medicine, menunjukkan bahwa 95% dari penyakit terkait dengan stres.
Ketika menghadapi stres, tubuh mengeluarkan hormon stres yang menyebabkan kegembiraan (excitement) saraf simpatik yang secara jangka panjang keadaan itu akan menghasilkan berbagai penyakit fisik dan mental. Hal ini menunjukkan bahwa relaksasi dan tekanan diastolik dapat merangsang daya penyembuhan diri.
Pada tahun 2011, Universitas College London telah melakukan sebuah penelitian dimana setelah pengabaian faktor-faktor: usia, kecemasan, penyakit kronis, olahraga, konsumsi alkohol dan lain sebagainya, mereka menemukan bahwa dibandingkan dengan kelompok "paling tidak bahagia", angka kematian dua kelompok lainnya yakni "paling bahagia" dan "bahagia sekunder", ternyata lebih rendah masing-masing 35% dan 20%.
Dalam banyak penelitian ilmiah Barat juga ditemukan bahwa alam memiliki efek penyembuhan yang signifikan terhadap gangguan depresi. Menurut laporan Daily News New York, para peneliti Inggris menegaskan bahwa menghadapi stres dan kecemasan, jika berhubungan dengan alam akan memperoleh efek meringankan yang tidak terduga.
Yayasan Amal Kesehatan Mental dari Inggris Mind telah melakukan survei terhadap 100 orang, 90% di antaranya mengatakan bahwa: berkebun, berjalan-jalan, berlari di lingkungan alam bebas bermanfaat untuk kesehatan mental mereka.
Mind juga telah mensponsori 130 proyek yang membuat orang kembali ke alam demi membantu meningkatkan kesehatan mental mereka. 69% dari peserta proyek, menyatakan situasi mereka memperoleh perbaikan.
70% faktor mental 30% faktor penyakit
Orang sering mengatakan "70% faktor mental 30% faktor penyakit", berarti bahwa status mental memainkan peran mendominasi terhadap kesehatan kita. Ada seorang psikologi terkenal yang sering melakukan tes hipnotis terhadap orang-orang dimana dokter tersebut mengambil segelas air dan kepada subjek testnya ia mengatakan: "Secangkir air ini telah diseduh dengan banyak gula, sangat manis, sangat manis."
Setelah dihipnotis, subjek meminum habis air putih itu. Setelah tersadar ia dites darahnya dan ditemukan kadar glukosa di dalam darahnya benar-benar meningkat banyak, benar-benar seperti telah meminum minuman yang berkadar gula tinggi.
Hendry K. Beecher, ahli ilmu kedokteran dan anatesis memiliki teori yang sangat terkenal yakni: efek placebo, disebutkan bahwa sekitar seperempat dari pasiennya setelah minum placebo, rasa sakit tertentu mereka mereda.
Placebo ialah obat tiruan yang terbuat dari campuran bahan air dan tepung pati. Ia menemukan, setelah meminum placebo, para pasien selain merasa lebih nyaman, juga keadaan tubuh dirasakan berubah, misalnya seperti pembengkakan telah menghilang.
Contoh di atas menegaskan bahwa ternyata perkataan 70% faktor mental 30% faktor penyakit, telah terbukti, faktor jiwa manusia telah memainkan peran mutlak.
Seperti kata Dr. Tan Wei, ketika perasaan melankolis atau depresi melanda, apakah kita menyangkalnya, ataukah membiarkannya untuk mendominasi kita? Biarkan diri Anda tetap optimis dan ceria, jangan terlalu terobsesi dengan frustrasi dan kekecewaan dalam kehidupan, maka, penyakit depresi pasti akan menjauhi kita. Salam kebajikan (epochtimes)
Tidak ada komentar:
Write komentar