|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 10 September 2014

Sam Po Kong Bag.1

 


KEBAJIKAN (De 德) -  Cheng Ho atau Zheng He (郑和) atau San Bao Da Ren ( Sam Po Tay Jin - Hokkian ) atau secara umum disebut San Bao Gong ( Sam Po Kong - Hokkian ) adalah salah satu Dewata yang pemujaannya hanya ada di luar Tiongkok.

Pusat pemujaannya ada di Indonesia yaitu di Semarang. Kelenteng pemujaan San Bao lainnya ada juga di Malaka, Malaysia dan di Ayudhia, Muangthai. Diantara para Dewata pelindung imigran Tionghoa, San Bao Da Ren bisa dikatakan mempunyai wilayah pemujaan dan jumlah pemuja yang paling besar.

San Bao Gong sesungguhnya adalah seorang tokoh maritim terbesar dalam sejarah Tiongkok. di lahirkan di Kun-yang (sekarang Puning, dekat Kunming) propinsi Yunnan. Nama aslinya adalah He alias San Bao, ia lahir dari keluarga Ma. Leluhurnya berasal dari wilayah barat Tiongkok yang disebut Xi-yu, yang telah beberapa keturunan memeluk agama Islam.

Kira-kira pada akhir abad 13 mereka pindah kedaerah Yunnan. Kakek dan neneknya pernah menunaikan ibadah haji ke Mekkah, sebab itu mereka mendapat sebutan "haji". Haji Ma ini mempunyai putra 6 orang, San Bao berada di urutan ke 3.

Karena sejak kecil sering mendengarkan pengalaman ayah dan kakeknya dalam peijalanan melintasi laut menunaikan ibadah haji ke Mekkah, ia sangat terkesan akan halhal yang asing di luar negeri, dan dalam sanubarinya terpateri keinginan untuk suatu hari menjelajahi lautan dan berkunjung ke negeri-negeri tersebut.

Pada tahun 1381 Masehi, Zhu Yuan Zhang, kaisar pertama Dinasti Ming, mengirimkan tentara ekspedisi ke Yunnan untuk melenyapkari sisa-sisa kekuatan Dinasti Yuan ( Mongol) yang masih bertahan di sana.

Ma He alias San Bao ikut tertawan dan dibawa keistana di ibukota Nanjing. Di sana ia menjadi seorang kebiri yang bertugas dalam keraton. Orang kebiri dalam bahasa Tionghoa disebut "Taijian" (Tay-kam-Hokkian ), sebab itu San Bao terkenal dengan sebutaan San Bao Tai Jian ( Sam Po Thay Kam Hokkian ).

Di istana, Ma He bersahabat baik dengan putra Zhu Yuan Zhang yang ke 4 yaitu Zhu Di, yang disebut juga pangeran Yan Wang. Ketika Yan Wang berkedudukan di Beijing, Ma He pun ikut ke sana. Sejak itulah karena kecakapannya, Ma He menjadi orang terdekat dan sangat dipercaya oleh pangeran Yan Wang.

Pada waktu terjadi perebutan kekuasaan antara Zhu Di dengan keponakannya yaitu Zhu Yun Wen yang pada waktu itu menjadi kaisar dengan gelar Jian Wen Di, setelah Zhu Yuan Zhang meninggal, Ma He memperlihatkan kemahirannya sebagai seorang ahli strategi militer dan pemimpin ketentaraan yang ulung.

Berkali - kali ia memenangkan pertempuran sampai akhir nya pasukan Jian Wen Di dikalahkan dan ibukota Nanjing direbut pasukan Yan Wang. Yan Wang kemudian mengangkat diri menjadi kaisar, dengan gelar Ming Cheng Zu (Beng Seng Couw-Hokkian) dan menamakan tahun Kerajaan Yong Le (Eng Lok - Hokkian). Sebab itu Ming Cheng Zu disebut juga Kaisar Yong Le.

Kaisar baru ini sangat menghargai jasa dan kecakapan Ma He, dan mengangkatnya sebagai Sida-sida Agung, yaitu pangkat tertinggi buat orang kebiri, yang mempunyai kekuasaan mengatur semua kegiatan dalam keraton.

Kemudian sang kaisar menghadiahkan nama keluarga baru "Zheng" (The-Hokkian) kepadanya, dan sejak itulah Ma He disebut sebagai Zheng He (The Ho - Hokkian yang mengukirkan suatu prestasi gemilang dalam sejarah Tiongkok Dalam sejarah Tiongkok, Kaisar Ming Cheng Zu termasuk salah seorang Kaisar Dinasti Ming yang paling cakap.

Belum lama bertahta, ia telah mengirimkan utusan ke berbagai negeri seperti Siam, Jawa, Malaka. Kalikut dan lain-lain untuk mempererat persahabatan dan pengembangan perdagangan. Untuk lebih meningkatkan wibawa Kerajaan Ming di mata negeri-negeri seberang lautan, ia bertekad mengirimkan armada besar untuk mengunjungi negeri-negeri tersebut. Zheng He diberi tugas untuk mengepalai armada muhibah yang besar itu.

Dengan begitu cita-cita Zheng He semenjak kecil, yaitu ingin mengunjungi berbagai negeri akhirnya dapat terwujud. Tahun 1405 bulan 7 tanggal 11, maka untuk pertama kalinya Zheng He dengan memimpin sebuah armadanya yang terdiri dari 62 kapal, dengan megah bertolak dari bandar Liu-jia-gang di Suzhou.

Suatu peristiwa besar dalam sejarah Tiongkok telah dimulai. Pelayaran yang pertama ini mengambil jalur melewati Champa, Jawa, Palembang dan tempat-tempat lain di Sumatera, Sri Lanka dan sekitarnya. Yang paling jauh adalah Kalikut di Pantai Barat India, di tempat ini Zheng He pernah meninggalkan sebuah prasasti dari batu.

Perjalanan ini memakan waktu 2 tahun. Setelah kembali ke Nanjing, tanpa perlu melepaskan lelah, ia telah mempersiapkan diri untuk peijalanan yang ke 2 kalinya. Suatu hal yang penting dalam peijalanan ke 2 ini adalah didirikannya sebuah tugu peringatan dari batu di Sri Lanka.

Tugu peringatan ini diketemukan kembali pada tahun 1911, dan sampai sekarang disimpan di Museum Kolombo untuk dipamerkan, Tugu batu itu menceritakan kunjungan Zheng He ke kuil - kuil Buddha di Sri Lanka, keadaan dan maksud perjalanannya, dan pemyataan rasa hormat kepada negeri Sri Lanka serta agamanya, dan dipahat dalam tiga bahasa yaitu Tionghoa, Tamil dan Persi. Zheng He belum puas dengan peijalanan yang telah dilakukannya.

Dalam pelayaran yang ke 4 armadanya berhasil mencapai Selat Hormuz dan Teluk Persi. Di sana armadanya dipecah menjadi bebcrapa rombongan, sehingga lebjh banyak negeri yang dapat dikunjungi.

Perjalanan yang ke 5 dilaksanakan pada tahun 1417 dan berhasil mencapai Aden kemudian dilanjutkan menyusur Pantai Timur Afrika dan mengunjungi Mogadishu, Burawa ( di Somalia ), Malindi ( di wilayah Kenya ) dan negeri-negeri di selatan katulistiwa. Pelayaran pulang dilakukan dengan menempuh rate baru yaitu dari Malindi terus mengarungi Lautan Hindia sampai di Quilon di barat daya India.

Pelayaran Zheng He terakhir adalah pada tahun 1431 sampai dengan 1433. Armadanya sampai Kalikut,dari sana dipecah beberapa rombongan dan sebagian melanjutkan peijalanannya ke Mekkah dan Madinah untuk menunaikan ibadah haji.

Keseluruhannya Zheng He melakukan tujuh kali pelayaran yang meliputi kurun waktu selama 28 tahun, dan merintis jalur dagang melalui laut untuk negeri-negeri di sebelah barat Lautan Hindia. Dia adalah sebagai duta perdamaian. Salam kebajikan

Bersambung ke : Bagian 2

Tidak ada komentar:
Write komentar