|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 10 September 2014

Sam Po Kong Bag.2

 


KEBAJIKAN (De 德) Tiap kali tiba pada suatu negeri, ia tentu mengunjungi Raja negeri yang bersangkutan dan bergaul dengan rakyat-rakyat setempat untuk lebih menyelami kehidupannya. 

Dengan berbagai kegiatan ia berusaha mengadakan pertukaran kebudayaan dan hubungan dagang dengan mereka, untuk mempererat pertalian diplomatik antara Tiongkok dengan luar negeri. 

Sejak pada saat itu para utusan dari negeri-negeri asing berdatangan mengunjungi Beijing. Dan tiap kali armada Zheng He kembali, tentu ada utusan dari negeri-negeri yang dikunjunginya itu ikut dalam kapalnya untuk mengunjungi Tiongkok. 

Dalam pelayarannya yang ke 6, sebanyak 1200 orang utusan 16 negeri menyertai Zheng He kembali. Arus tukar menukar utusan ini memperbesar rasa saling pengertian antara Tiongkok dengan negara-negara di Asia dan Afrika. Bersama - sama dengan pelayaran Zheng He, hasil-hasil kerajinan Tiongkok seperti sutera, porselin, kerajinan emas dan perak dan lain-lain tak hentihentinya mengalir ke luar negeri. 

Sampai sekarang tempat - tempat yang dikunjungi oleh Zheng He tentu diketemukan pecahan-pecahan tembikar Tiongkok dan benda-benda lain yang menunjukkan kegiatan perdagangan pada masa itu. 

Di Kenya dan Tanzania, ditemukan piring-piring porselin Tiongkok dipakai sebagai hiasan kuburan - kuburan dan benteng - benteng yang dibangun pada abad ke 15. Demikian juga, hasil-hasil negeri tersebut seperti rempah-rempah, bahan pewarna kain, mutiara dan hewan - hewan langka mulai pendapat pasaran di Tiongkok. 

Pelayaran Zheng He ke negeri - negeri Lautan Selatan dan Hindia, dilain bidang telah mencerminkan kemajuan tehnik pembuatan kapal yang mampu mengarungi lautan pada jaman Dinasti Ming. 

Kapal-kapal yang dipergunakan untuk pelayaran yang bersejarah ini besarnya tidak main-main, 120 m panjang, lebar kira-kira 40 m, mempunyai 9 tiang layar. Untuk ukuran pada masa itu, jelas kapal Zheng He sangat besar. Tiap - tiap kapal beranak buah kira - kira 1200 orang, untuk menguasai kemudi, jangkar dan layar dipakai kira-kira300 orang anak buah. 

Kapal-kapal tersebut hanya bergerak mengandalkan kekuatan angin, tanpa ada peralatan maritim yang canggih seperti sekarang. Tanpa keahlian dan ketekatan hati yang membaja, ,kiranyai pelayaran itu tidak mungkin akan berhasil. 

Bayangkan, untuk pedoman arah dipergunakan matahari di siang hari, dan bulan bintang pada malam hari, dengan dibantu dengan kompas serta masin harus membuat peta kedalaman laut dengan peralatan yang ada pada waktu itu. Peta pelayaran laut yang dibuat Zheng He merupakani peta laut pertama dalam sejarah maritim Tiongkok. 

Cendekiawan yang menyertai pelayaran Zheng He seperti Ma Huan, Fei Xin dan Kong Zhen, berdasarkan pengamatannya di negeri-negeri yang dikunjunginya, menyusun buku-buku yang sangat berharga seperti Ying Ya Sheng Lan ( Pamandangan Indah di Ujung Lautan ). Xing Cha Sheng Lan ( Pemandangan Indah dibawah Bintang-bintang ) dan Xi Yang Fan Guo Ji ( Catatan Negeri-negeri Lautan Barat ). 

Disitu ditulis kebiasaan hidup rakyat setempat keadaan ekonomi dan peristiwa budaya dan politik, negeri-negeri yang dikunjungi selama pelayaran yang tujuh kali itu. Bahan sejarah ini sangat berharga untuk para ahli sejarah di jaman kemudian dalam meneliti perjalanan Zheng He. 

Zheng He meninggal dalam usia 65 tahun, dan dimakamkan dengan upacara kebesaran dibukit Niu Shou Shan di dekat Nanjing. Sayang dengan meninggalnya beliau, kaisar pengganti Ming Cheng Zu tidak pemah mengusahakan pengembangan pelayaran yang pemah dirintis itu. 

Penghargaan terhadap Zheng He dalam sejarah Tiongkok juga tidak besar nvaris dilupakan. Barulah pada akhir-akhir ini, dengan berubahnya situasi di Tiongkok, jasa-jasanya mulai mendapat perhatian yang besar. 

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, dalam tahun 1985 diadakan peringatan besarbesaran untuk memperingati 580 tahun pelayaran Zheng He. Dalam upacara peringatan itu, yang jatuh pada tanggal 11 bulan Juli, diadakan pawai angkatan laut. 

Kira-kira 3000 orang dari berbagai kalangan seperti sarjana, penulis dan tamu-tamu luar negeri mengadakan seminar dan pertemuan ilmiah lain sehubungan dengan sejarah pelayaran Zheng He. 

Bekas tempat tinggalnya di Nanjing dipugar kembali dan digunakan untuk taman berikut musium peringatan Zheng He. Di dalam taman itu ditempatkan sebuah patung Zheng He dengan pakaian kebebasan seorang Taijian. Zheng He tidak dipuja di Tiongkok sebab itu tidak terdapat sebuah kelenteng pun yang diperuntukkannya. 

Sementara itu di Asia Tenggara, khususnya di Semarang beliau mempunyai pemuja yang luas. Kelenteng San Bao Gong di Gedung Batu, Semarang, gegap gembita dipenuhi pengunjung pada puncak acara peringatan kedatangannya yang jatuh pada bulan 6 tanggal 29 Imlek. Salam kebajikan

Tidak ada komentar:
Write komentar