|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Minggu, 21 September 2014

Xue er bu yan, hui ren bu juan (学而不厌,诲人不倦)

 

   
KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Pada masa pemerintahan raja Qing Qian Long (清乾隆) di daerah Dong Bei (东北) hiduplah seorang terpelajar bernama Wang Er Li (王尔立). Beliau dikenal sebagai seorang pelajar yang memilik

i beberapa kelebihan seperti, dapat menguasai sastra dan kemiliteran, disiplin dalam mengajar, tidak lelah untuk belajar.

Karena beberapa kelebihan tersebut, baginda Qing Qian Long menangkat beliau sebagai seorang guru bagi Jia Qing (嘉庆). Setengah tahun berlalu, Qing Qian Long merasa puas terhadap dedikasi Wang Er Li.

Pada suatu hari, seorang sida-sida dengan terburu-buru menuju istana untuk menghadap kepada baginda Qing Qian Long. Sambil berlutut menyerahkan sepucuk surat, sang sida-sida berkata, ”Baginda…..Wang Er Li mengundurkan diri sebagai guru bagi Jia Qing.”

Mendengar kabar tersebut, baginda Qing Qian Long merasa sangat terkejut. Pada saat yang bersamaan, Wang Er Li telah berada dihadapan baginda raja. Sambil berlutut dan bersujud, Wang Er Li berkata, ”Hamba, Wang Er Li datang menghadap untuk melapor. Saya tiada memiliki kemampuan, sehingga tidak lagi layak menjadi guru bagi Jia Qing. Mohon baginda mengijinkan hamba untuk kembali ke kampung halaman.”

Baginda Qing Qian Long yang masih belum mengetahui akar permasalahan sebenarnya, segera membantu Wang Er Li berdiri dan mempersilakannya untuk duduk. Baginda Qing Qian Long berkata: ”Guru Wang Er Li, ada masalah apa?”

Wang Er Li seraya mengeluh menjawab, ”Saya sudah tua, tiada berguna. Tak ada yang perlu dipertanyakan lagi.”

Baginda Qing Qian Long sangat memahami karakter Wang Er Li, jujur dan tidak gegabah. Pastilah Wang Er Li memiliki maksud yang lain. Beliau tidak lagi mencecar Wang Er Li dengan pertanyaan lebih lanjut. Baginda Qing Qian Long berkata kepada Wang Er Li, ”Baiklah jika itu memang keinginan Anda, besok siang saya akan mengadakan jamuan makan perpisahan.”

Usai kembali dari istana, baginda Qing Qian Long memutuskan untuk mencari tahu lebih banyak perihal pengunduran diri Wang Er Li. Beliau memerihtahkan sang sida-sida untuk memeriksa para prajurit dan pelayan yang bertugas melayani Jia Qing. Tak seorang pun dari mereka dapat memberikan informasi secara jelas dan terpercaya, ada yang ditutup-tutupi.

Baginda raja merasa masalah Wang Er Li berhubungan dengan permaisuri. Beliau segera mengutus orang untuk mengundang permaisuri datang menghadap untuk memberi penjelasan. Dihadapan baginda raja, sang permaisuri menceritakan secara terperinci apa yang telah terjadi.

Ternyata pada saat sang permaisuri hendak ke taman, mendapati Wang Er Li sedang menghukum Jia Qing untuk berlutut. Sang permaisuri mendengar, Wang Er Li menegur Jia Qing dengan keras, ”Dalam kitab Lun Yu tertulis xue er bu yan, hui ren bu juan (学而不厌,诲人不倦) belajar tidak merasa jemu, mengajar orang lain tiada merasa lelah. Apa saja yang telah kamu lakukan? Mengapa setelah lama belajar, tak satu bagian pun dari kitab Lun Yu yang dapat dihafalkan! Camkan dan introspeksilah!”

Mendengar perkataan dari Wang Er Li, sang permaisuri merasa iba kepada Jia Qing. Beliau segera menghampiri Wang Er Li untuk memohon keringanan hukuman. Sebenarnya, Wang Er Li hendak mendidik Jia Qing dengan lebih keras dan disiplin, namun karena campur tangan sang permaisuri beliau tidak bisa berbuat lebih banyak.

Usai mendengarkan cerita dari sang permaisuri, baginda Qing Qian Long menjadi murka. Beliau berkata kepada sang permaisuri, ”Tuan Wang Er Li adalah seorang guru yang baik, tak kenal lelah dalam mengajar. Sikap permaisuri yang memanjakan Jia Qing membuat tuan Wang Er Li menjadi merasa tidak berdaya. Bila Jia Qing tidak dididik dengan disiplin keras bagaimana bisa menjadi seorang yang memiliki kemampuan? Jika Jia Qing tidak memiliki kemampuan, tahta kerajaan ini hendak diturunkan kepada siapa?”

Mendengar perkataan dari baginda Qing Qian Long, sang permaisuri merasa sangat bersalah dan menyesal. Sang permaisuri berjanji untuk memperbaiki sikap terhadap Wang Er Li maupun Jia Qing.

Esok harinya, baginda Qing Qian Long menepati janjinya kepada Wang Er Li. Beliau mengutus sang sida-sida mengundang Wang Er Li untuk makan siang bersama. Sesaat kemudian sang kasim kembali menghadap baginda Qing Qian Long.

Ia mengatakan jika Wang Er Li tidak dapat hadir karena masih sibuk mengajar Jia Qing. Sebagai seorang guru yang baik, Wang Er Li mengajar Jia Qing dengan keras dan disiplin.

Begitu mengetahui jika Wang Er Li mengurungkan niatnya untuk berhenti menjadi guru bagi Jia Qing, baginda Qing Qian Long merasa bahagia, tersenyum sambil menganggukkan kepala.

Konfusius berkata, "Xue er bu yan, hui ren bu juan (学而不厌,诲人不倦) yang artinya, belajar tidak merasa jemu, mengajar orang lain tiada merasa lelah. Hal ini merupakan sebuah metode pendidikan Konfucius tentang pembentukan dan pengembangan pemikiran pendidikan di Tiongkok yang memiliki dampak besar, sehingga saat ini orang masih mengikuti ajarannya. Salam kebajikan (Xie Zheng Ming)

Tidak ada komentar:
Write komentar