|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 26 November 2014

Mengontrol Diri Dalam Suasana Gembira

 

 

KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Pada zaman Don Han, ada seorang panglima tentara yang sangat terkenal bernama Feng Yi (馮異).  Ia adalah seorang pemberani yang tidak takut berperang. Ia
juga berjiwa dingin, tidak pernah senyum tampak di bibirnya bila ia memenangi suatu
pertempuran. 

Ia juga seorang pendiam yang sulit diajak berkomunikasi, sehingga para prajuritnya hanya bisa menebak-nebak apa yang dimaksudkannya di balik sebuah keputusan atau tindakannya. Ia tidak suka orang memuji keberhasilannya dan juga tidak suka jika prajurit bawahannya
bergembira karena pujian orang.

Suatu saat, karena Feng Yi berhasil membawa semua prajurit yang di bawahnya memenangi pertempuran yang berat, Raja sangat gembira sehingga menghadiahkan kepada mereka suguhan daging dan anggur untuk rnelakukan pesta kemenangan. Raja memberikan daging, karena selama pertempuran mereka hanya makan seadanya bahkan menahan lapar, tetapi masih bisa gagah berani bertempur. Raja memberikan minuman anggur untuk melambangkan
suatu pesta kemenangan.
.
Walaupun sebenarnya Feng Yi tidak begitu suka, namun ia berpikir bahwa sekali-sekali
tidak ada salahnya berpesta bersama semua prajurit. Karena itu, ia menyetujuinya dan malam itu juga pesta dilangsungkan. Daging dan minuman anggur dibagi-bagikan dan pesta pun dimulai. Feng Yi tetap ingin melihat apakah semua prajuritnya dapat mengontrol diri waktu berpesta.

Betapa kagumnya ia, sewaktu pesta sudah sampai tengah rnalam tapi semua prajuritnya tetap mampu mengontrol dirinya. Mereka berpesta sambil tetap bersiaga sehingga di tangan semua
prajuritnya ada senjata yang sewaktu-waktu, jika dibutuhkan siap digunakan. Feng Yi sangat puas karena prajuritnya yang mampu mengontrol diri sewaktu pesta, bahkan tetap bersiaga, adalah prajurit-prajurit teladan. 


Pada saat itu ada seorang prajurit humoris berkata, "Aku menunggang kuda berlari sangat cepat bahkan sampai di barisan yang paling depan. Sewaktu aku melihat tentara musuh semua tampak kuat dan gagah, aku sama sekali tidak gentar, terus maju. Sekali saja aku berteriak dan baru saja mengacungkan senjata, para prajurit musuh sudah lari tunggang-Ianggang."

Semua tentara yang berpesta pun bertepuk tangan dan tertawa terbahak-bahak. Tidak terkecuali Feng Yi yang mendengarkannya juga tersenyum. Ia tahu bahwa waktu berperang, dialah yang berada paling depan dan memimpin semua prajurit. Perkataan prajurit hurnoris itu sama sekali tidak membuat dia merasa direndahkan. 

Pesta pun terus berlangsung. Suasana tetap terkontrol, juga tetap bergembira. Feng Yi pun diam-diam mengundurkan diri dan pergi ke sebuah pohon besar. Kebiasaan Feng Yi yang suka pergi ke sebuah pohon besar sebenarnya selalu dilakukannya secara sembunyi-sembunyi, tetapi tanpa dia sadari selalu ada saja prajuritnya yang mengikutinya. 

Di bawah pohon besar itu, Feng Yi selalu mengevaluasi bagaimana jalannya pertempuran, bagaimana pertempuran berikutnya akan lebih baik, dan bagaimana dampak dari pertempuran tersebut, dan sebagainya. Jika dilihat dari jauh, maka tampak ia sedang berbicara pada pohon tersebut karena tidak ada orang lain lagi di sana. 

Ia sering berhicara sendiri di sana dan ia sama sekali tidak tahu bahwa beberapa prajuritnya
selalu mengamatinya. Mereka begitu kagum pada Feng Yi dan mereka menceritakan kebiasaannya tersebut kepada sernua prajurit. Oleh karena itu, Feng Yi di kalangan prajuritnya, dijuluki sebagai Panglirna Pohon Besar (大樹將軍 / Da Shu Jiang Jun).

Nah Sobat, Ketika berpesta pora dan dalam suasana gembira, hendaknya tetap harus
mengontrol diri supaya tidak berbuat dan berkata-kata yang kurang tepat dan akhirnya merugikan diri sendiri. Dalam pesta dan suasana gembira, orang bijak tetap akan mengontrol dirinya serta berjaga-jaga. 

Jika seorang mampu mengontrol dirinya dengan baik pada waktu pesta, maka ia tidak akan makan seperti orang kelaparan, tidak akan minum anggur seperti tidak ada musuh sama sekali, dan tidak berkata-kata sembarangan. Yakinlah dan pastikanlah bahwa semua tetap terkendali, sehingga orang akan dibangun melalui teladan yang dilihatnya. Salam kebajikan (Lei Wei Ye/101 Kisah Bermakna dari Negeri China)

Tidak ada komentar:
Write komentar