|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Kamis, 05 Maret 2015

Pertama Kalinya, Presiden RI Tak Hadiri Perayaan Nasional Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh 2015

 


KEBAJIKAN (De 德) -  Ketidak-hadiran Presiden Joko widodo (Jokowi) dalam Perayaan nasional Tahun Baru Imlek 2566 dan Perayaan Cap Go Meh Nasional membuat ribuan masyarakat Tionghoa kecewa.

Selama 16 tahun berturut-turut, sejak Presiden RI era Abdurrahman Wahid hingga Susilo Bambang Yudhoyono, baru pertama kal ini Presiden RI di era Joko widodo (Jokowi) tidak menghadiri Perayaan Tahun Baru Imlek 2566 di Acara Perayaan Nasional Tahun Baru Imlek 2566 di Jakarta, Senin (23/2), yang digelar Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) serta Presiden Joko Widodo (Jokowi) enggan mengucapkan "Selamat Imlek" kepada umat Konghucu, sehingga banyak orang yang mempertanyakan sikap pluralisme Presiden Joko Widodo (Jokowi).


Anggota Komisi Agama DPR dari Fraksi Kebangkitan Bangsa, Maman Imanulhaq, mempertanyakan visi pluralisme Presiden Joko Widodo. Ia mempertanyakan sikap Jokowi yang enggan mengucapkan "Selamat Imlek" kepada umat Konghucu, seperti dikutip dari tempo.com.

"Kok, Presiden Jokowi lebih memilih aktivitas yang lainnya?" kata Maman saat menghadiri acara diskusi bedah buku Sisi Gelap Demokrasi di Menara Energi, Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis, 26 Februari 2015.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menampik bahwa Jokowi tak mengucapkan "Selamat Imlek" kepada umat Konghucu. Menurut Lukman, Jokowi memang seharusnya hadir memenuhi undangan Majelis Tinggi Agama Konghucu di Jakarta Convention Center.

Namun, kata Lukman, Jokowi mendadak harus ke Tanjung Lesung, Banten, untuk meresmikan kawasan ekonomi khusus. Jokowi mewakilkan kehadirannya. "Jokowi mengutus Menteri Koordinator Kesejahteraan dan Kebudayaan Puan Maharani," kata Lukman di kantornya.

Lukman mengaku dia juga hadir dalam acara tersebut. "Jadi pemerintah sudah mengucapkan ‘Selamat Imlek’ kepada umat Konghucu," ucap Lukman.

Kritik juga dilayangkan Generasi Muda Indonesia Tionghoa (Gema Inti) pada Rabu, 25 Februari 2015. Ketua Umum Gema Inti Hardy Stefanus mempertanyakan belum ada ucapan “Selamat Tahun Baru Imlek” secara resmi dari Presiden Jokowi.

Hardy pun mempertanyakan ketidakhadiran Jokowi saat Perayaan Imlek Nasional pada 23 Februari 2015, yang diadakan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia. Padahal, selama 16 tahun berturut-turut, acara itu selalu dihadiri Presiden RI sejak era Abdurrahman Wahid hingga Susilo Bambang Yudhoyono.


Perayaan Imlek Nasional 2015 di Jakarta Convention Center (JCC)

Perayaan Imlek Nasional 2015 di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (23/2/2015) yang mengambil tema “Kewajiban Utama Pemimpin Negara sampai Rakyat Jelata Adalah Membina Diri”, yang dihadiri lebih dari 5000 umat Konghucu. Mewakili Presiden RI dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Puan Maharani, yang Hadir pula Menteri Agama, Lukman Hakim Syaifudin, pejabat tinggi negara, duta besar negara sahabat, serta beberapa tokoh agama.

Menteri Agama, Lukman Hakim Syaifudin mengajak umat Konghucu untuk membina diri dengan selalu meneladankan, menumbuhkembangkan kejujuran, kesetiakawanan sosial dan saling menghargai dalam semua sendi kehidupan bermasyarakat. Selain itu, Lukman mengajak umat Konghucu untuk meningkatkan kualitas beragamanya demi terciptanya kehidupan beragama yang harmonis dan damai.

“Umat yang rukun dan harmonis, bisa menjadi kekuatan dalam membangun negeri ini untuk bisa lebih baik di masa mendatang,” Menag menjelaskan. Bagi Lukman, perbedaan bukan berarti menghalangi persatuan. Begitu pula persatuan bukan untuk menghilangkan perbedaan.

Sementara itu, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani berharap perayaan Imlek ini dapat membawa kebahagiaan terhadap semua masyarakat di Indonesia.  Menurutnya saat ini Imlek tidak hanya menjadi milik orang Tionghoa, namun sudah menjadi bagian yang tidak terlepaskan dari bangsa Indonesia.

“Di sinilah kekuatan kita, kebersamaan kita menjadi kesadaran bersama untuk menerima perbedaan dalam membina kerukunan. Ini harus dijaga agar bangsa ini semakin kokoh,” dia menambahkan.

Sesuai tema Imlek ini, Puan menyampaikan membina diri menjadi bagian dari revolusi mental. Membina diri berarti berusaha mengubah pola pikir dan pola hidup dengan menjunjung tinggi nilai luhur bangsa untuk kemajuan bangsa dan negara.

Sasaran revolusi mental adalah membentuk masyarakat yang mandiri, kreatif, gotong royong, dan saling mengahargai. Pemerintah berharap kepada seluruh warga yang tergabung dalam Matakin bisa membantu pemerintah menggapai bangsa lebih baik lagi.

Dalam kesempatan itu, Puan juga mengajak pemimpin dan masyarakat Indonesia untuk meneladani ajaran Konfusius.

“Kita perlu meneladani dengan mencontoh kehidupan Konfusius yang telah berdedikasi tinggi menegakkan harkat dan martabat manusia,” ujar Puan.


Perayaan Cap Go Meh Nasional di JI-Expo Kemayoran, Jakarta Pusat


Ketidak-hadiran Presiden Joko widodo (Jokowi) untuk kedua kalinya di Perayaan Cap Go Meh Nasional semakin membuat ribuan masyarakat Tionghoa kecewa. Setelah mengetahui kepastian Presiden Jokowi tak hadir dan diwakili Menteri Kordinator Bidang Politik Hukum dan HAM, Tedjo Edhy Purdijatno, masyarakat Tionghoa pun satu per satu mulai meninggalkan lokasi acara di JI-Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (2/3/2015).

Selain Tedjo, hadir pula Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Djarot Syaiful Hidayat. Menko polhukam mewakili Presiden Jokowi menghadiri Puncak perayaan nasional Cap Go Meh 2015.

Di Hall D-2 JI-Expo Kemayoran yang semula disesaki warga Tionghoa, satu persatu meninggalkan ruang acara. Terpantau, Kursi bagian belakang terlihat kosong. Gelombang kepulangan hadirin makin terlihat saat Menteri Tedjo menyampaikan Pidato Presiden Jokowi.

"Kita tadi kira Pak Jokowi hadir. Tapi ternyata diwakili. Sedikit kecewa saja. Tapi mungkin lagi ada kesibukan untuk mengurus persoalan bangsa," ujar Dewi, seorang warga yang turut pulang lebih awal sebelum acara rampung, seperti dikutip dari tribunnews.

Sebelumnya dijadwalkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menghadiri Perayaan Cap Go Meh Bersama 2015, di JI-Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (2/3/2015). Berdasarkan agenda Kepresidenan yang diterima Tribunnews.com, didampingi Ibu Negara Iriana, Presiden Jokowi akan hadir sekitar pukul 19.30 WIB.

Untuk diketahui Puncak perayaan nasional Cap Go Meh 2015 tidak hanya dimeriahkan atraksi barongsai.
Salam kebajikan

Tidak ada komentar:
Write komentar