|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 15 April 2015

Laozi (老子) Ahli Falsafah Paling Cemerlang di Tiongkok pada Zaman Purba Bag. 6

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Kitab "Laozi" terdiri dari dua bagian, yaitu bagian atas yang disebut "Kitab Dao" dan bagian bawah yang disebut "Kitab De". Kedua-dua kitab tersebut juga disebut "Kitab Dao De" atau "Tao Te Ching".

Namun, menurut sebagian artifak yang ditemui di Mawangdui, bandar Changsha di bagian selatan Tiongkok pada tahun 1973, maklumat yang didapati adalah bertentangan. Ahli arkeologi yang membuat penggalian di sana telah menemui sebuah buku yang berjudul "Laozi" yang ditulis di atas kain sutera, dan ia juga terdiri dari dua bagian, tetapi judulnya tertera terebalik, yaitu bagian atas disebut "Kitab De" dan bagian bawah disebut "Kitab Dao".

Kitab "Laozi" yang dikatakan mempunyai lima ribu perkataan ini, sebenarnya mempunyai 5,467 perkataan. Kitab ini terdiri daripada 81 bab. Bagian "Kitab Dao" mempunyai 37 bab dengan 2,426 perkataan dan 'Kitab De" mempunyai 44 bab dengan 3,041 perkataan.

Kitab "Laozi", bukan saja dikenal sebagai sebuah buku ilmu falsafah yang pertama yang disusun dengan lengkap di Tiongkok, tetapi juga dikenal sebagai kitab gagasan dan pedoman bagi ajaran Taoisme.

Kitab "Laozi" memberikan penjelasan yang jelas dan mendalam tentang "Dao" yang bermaksud "hukum", dan pemikiran asasnya "Dao Fa Zi Ran" yang bermaksud "hukum yang menguasai alam sekitar". Dalam kitab yang terdiri dari kira-kira lima ribu perkataan saja, "Dao" ditegaskan sebanyak 74 kali. Penulisnya menguraikan "Dao" yang arti asalnya merujuk kepada "jalan", kemudian merujukkannya kepada "hukum" dan "teori". Sebagai konsep falsafah yang istimewa, "Dao" diberi makna yang luas, yang merangkum tiga aspek seperti berikut:

Pertama, "Dao" merupakan penggabungan dari keadaan "Tiada" dengan keadaan menjadi "ada". Mungkin ini susah sedikit difahami. Tetapi, kita bisa memahami teori itu dengan mengubah cara berfikir yang biasanya mengutamakan gambaran kepada cara berfikir yang abstrak. Kita perlu memikirkan apakah bentuk dunia ini, bagaimana ia berwujud dan berkembang? Cara apakah yang harus kita pilih untuk menghayati, mengetahui dan mengubah dunia ini?


Dengan pemikiran abstrak yang benar, maka dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk menilai berapa tingginya tahap sesuatu masyarakat itu, maka penyelidikan terhadapnya akan membawa makna yang besar dan memainkan peranan yang penting untuk membantu kita mengembangkan kerja dan menjalani kehidupan seharian.

Pemikiran yang disebut dalam kitab "Laozi" tentang keadaan "Tiada" dan keadaan "Ada" yang saling bergantung, dan "Cakrawala dilahirkan dari keadaan "Ada", manakala keadaan "Ada" dilahirkan dari keadaan "tiada", maka akan membawa sinar kepada perkembangan pandangan dunia dan teori kaidah.

Pythagoras dari Greece Kuno telah mengemukakan "nomor" sebagai punca cakerawala dan tanggapan ini agak mirip dengan ajaran "Dao" yang dikemukakan oleh Laozi. Tetapi, "nomor" terbatas karena hanya terdapat 10 nomor saja yang dikira dari 1 hingga 0. Maka, tahap teori "nomor" itu tidak setinggi teori "Dao".

Kira-kira dua ribu tahun selepas itu, ahli falsafah klasik, Heidegger dari Jerman menguraikan kedua-dua konsep ini, yaitu "ketiadaan dan keadaan" dari sudut peribadinya. Beliau menegaskan bahawa "ketiadaan" yang mutlak yang dilihatnya sebagai bagian inti bagi ilmu falsafah, mesti diterima dalam segala penyelidikan falsafah. Salam kebajikan


Bersambung ke : Bagian 7

Tidak ada komentar:
Write komentar