|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 21 Desember 2016

Semua Orang Pasti Pernah Melakukan Kesalahan, Baik Disengaja atau Tidak

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Seorang biksu luhur diundang untuk menghadiri jamuan vegetarian, selama jamuan berlangsung sang biksu melihat ada sepotong daging di antara vegetarian yang memenuhi meja makan.

Melihat itu, murid sang biksu lalu dengan sengaja mengeluarkan daging itu dengan sumpit, agar terlihat oleh gurunya, namun tak disangka sang guru segera menutupi daging itu dengan sumpitnya.

Tak lama kemudian, muridnya kembali mengeluarkan daging itu, tapi lagi-lagi ditutupi oleh sang guru, dan berbisik di telinga muridnya : “Kalau kamu mengeluarkan daging itu lagi, guru akan memakannya!” Mendengar itu, sang murid tidak berani lagi mengeluarkan daging itu.

Seusai jamuan makan, sang biksu lalu mohon pamit pada tuan rumah.

Dalan perjalanan, sang murid dengan bingung bertanya : “Guru, tukang masak tadi jelas-jelas tahu kalau kita tidak makan daging, tapi mengapa menyelipkan daging ke dalam sayuran ? ” Sang murid hanya ingin gurunya paham maksudnya, agar gurunya menghukum tukang masak.

Sang biksu berkata : “Setiap orang pasti akan membuat kesalahan, baik disengaja atau tidak. Jika tuan rumah mengetahui ada daging dalam sayuran, maka dibawa amarahnya, besar kemungkinan tuan rumah akan seketika menjatuhkan hukuman kepada tukang masak di depan umum, bahkan memecatnya. Bukan ini yang guru harapkan, memang dalam bersikap atau memerlakukan seseorang dan menangani sesuatu itu harus rasional dan masuk akal, tapi kita tetap harus memaafkan jika memang ada yang salah pada diri seseorang. Simpati pada kaum yang lemah adalah kemanusiaan, meskipun benar, kita harus memberi jalan pada orang lain yang salah, dan memberi maaf padanya, ini adalah satu sisi kebaikan. Apabila ingin berkata dengan lantang karena merasa benar, harus terlebih dahulu belajar memaafkan, dengan begitu baru dapat mencapai efek yang diinginkan.”

Dalam cerita ini, kita tidak tahu apakah tukang masak itu sengaja atau tidak menyelipkan sepotong daging itu ke dalam vegetarian, mungkin tukang masak itu ingin melihat lelucon antara guru dan muridnya, tapi setelah mendengar dialog guru-murid, si tukang masak merasa malu ; atau di tengah kesibukannya itu, tukang masak keliru mencampurkan makanan vegetarian ke dalam bahan-bahan yang akan diolahnya. Setelah tahu sang biksu tidak mempersoalkan kesalahannya itu, tukang masak mengenang kejadian itu dengan rasa terima kasih atas kemurahan hati sang biksu dan seketika menyadarinya.

Ketika kita melakukan kesalahan, dimana jika seseorang bersedia memberikan kita kesempatan untuk memperbaiki kesalahan itu, lantas apakah kita juga bersedia memberikan kesempatan yang sama kepada orang lain ketika ia berbuat salah ?

Orang yang mau menang sendiri meski salah itu adalah satu kekurangan ; seseorang yang bersikeras pada kebenarannya itu bagaikan setitik kebutaan ; berkata dengan “lembut” karena benar jauh lebih bisa meyakinkan orang lain dan mengubahnya daripada berkata dengan suara “lantang”.

Ketika menunjuk kesalahan orang lain dengan satu jari, jangan lupa masih ada empat jari tangan itu menunjuk pada diri sendiri. Kesalahan orang lain mungkin cermin dari kita. Ketika kita benar, dimana apabila bisa diakhiri dengan damai saat itu juga, agar orang lain memiliki ruang untuk introspeksi, akan jauh lebih efektif, lebih akan membuat orang lain merasa berterima kasih atas kebajikan kita.

Berikan ruang kepada orang yang berbuat salah padamu, bukan saja tidak tidak akan merugikan kamu, sebaliknya justeru akan mendapatkan sesuatu yang tidak terduga, sebagai sosok orang yang lapang dada, ibarat lautan yang dapat menampung segalanya, percayalah pasti akan lebih mendapatkan berkah dalam perjalanan hidup ini ! Salam kebajikan (Sumber)

Tidak ada komentar:
Write komentar